Tutup Pelatihan Penyusunan KTI, Mercy Barends Harap SDM Maluku Terus Berkembang
BERITABETA.COM, Ambon - Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Mercy Chriesty Barends, ST, resmi menutup kegiatan Pelatihan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) di lantai V Hotel Manise Ambon, Jumat, 16 Desember 2022.
Kegiatan yang digelar Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerjasama dengan Komisi VII DPR RI ini diikuti oleh 200 peserta guru SMP dan SMA/ sederajat di Kota Ambon.
Penutupan kegiatan itu juga sekaligus menutup seluruh rangkaian sesi pelatihan bagi masyarakat Maluku di beberapa daerah kabupaten/ kota Provinsi Maluku sejak pertengahan Oktober 2022 lalu.
Yakni, Pelatihan Pembuatan Aneka Snack dari Sagu, Pelatihan Pengolahan Hasil Perikanan Berbasis Fish Jelly dan Pelatihan Budidaya Tanaman Pangan Berbasis Organik.
"Total yang ikut kegiatan Bimtek BRIN ini sebanyak 2.870 peserta. Dengan rincian, 1.000 peserta ikut pelatihan penyusunan karya tulis ilmiah di lima kegiatan, dan 1.870 peserta ikut pelatihan pengolahan pangan (sagu dan ikan) di sembilan kegiatan," kata Mercy, kepada wartawan, usia menutup kegiatan.
Mercy menjelaskan, program "Berbakti Untuk Negeri" ini adalah program dimana seluruh hasil riset milik BRIN disosialisasikan kepada masyarakat.
Ia berharap dari program BRIN ini dapat memastikan bahwa masyarakat Maluku siap berkompetisi dalam rangka membangun sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas di berbagai bidang.
"Harapannya itu masyarakat Maluku menjadi masyarakat yang berkualitas dan siap berkompetisi baik di tingkat lokal, nasional maupun di tingkat global," katanya.
Dikatakan, kehadiran BRIN melalui program "Berbakti Untuk Negeri" ini juga yang pertama untuk memperkuat kultur budaya riset, baik di tengah-tengah masyarakat maupun di pemerintahan.
"Tidak bisa melakukan perencanaan pembangunan tanpa hasil-hasil riset sebagai dasar pengambilan kebijakan. Kultur riset ini juga harus ada di tengah-tengah masyarakat," terangnya.
Kedua, lanjut Mercy, mengajarkan masyarakat untuk mengembangkan budaya berpikir kritis. Ketiga, produk kerja harus berkualitas. Dan keempat, membentuk komunitas masyarakat berpikir kritis dan ilmiah.
"Kalau semua dimulai dengan berpikir secara smart, cerdas, dan metode yang baik dengan perencanaan-perencanaan yang matang, maka produk kerja pasti berkualitas, pasti terukur dan teruji karena metodologinya bagus," tutupnya (*)
Editor : dhino pattisahusiwa