Mercy Barends : Guru di Maluku Harus Handal dan Mampu Hasilkan KTI

BERITABETA.COM, Ambon — Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Mercy Chriesty Barends, ST, meminta tenaga guru di Maluku harus handal, berpikir kritis dan mampu menghasilkan karya tulis ilmiah (KTI) yang berkualitas.
Hal ini disampaikan Mercy saat membuka kegiatan Pelatihan Penyusunan KTI bagi guru SMP dan SMA se-Kecamatan Saparua pada 22 Oktober 2022.
Menurut politisi PDI-P Maluku dirinya juga akan terus menggagas berbagai pelatihan untuk meningkatkan kapasitas para guru maupun siswa guna membangun kesadaran dan pemikiran kritis berbagai komponen yang berdampak terhadap kemajuan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
“Semoga pelatihan yang berlangsung dua hari ini dapat dimanfaatkan maksimal oleh para guru untuk mengasah kemampuan. Selain itu, membentuk pola berpikir kritis, cerdas, sistematis dan terstruktur dalam menyelesaikan berbagai persoalan pendidikan yang dihadapi di masa mendatang,” katanya.
Selain itu, Mercy juga memotivasi para guru di Maluku untuk menjadi periset unggul melalui pelatihan penyusunan KTI yang digelar oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerjasama dengan Komisi VII DPR RI ini. Sehingga ke depan para guru dapat berkompetisi dengan para peneliti lain di seluruh Indonesia.
Sebab, sangat diharapkan pelatihan ini dapat memberikan dampak besar bagi kemajuan sumber daya manusia (SDM) yang bukan saja untuk penguatan kapasitas dan kualitas pendidikan di Maluku, tetapi juga bisa memberikan kemanfaatan yang besar bagi sektor-sektor pembangunan yang lain.
“Para guru harus bisa membuat karya tulis ilmiah berkualitas yang hasilnya tidak kalah dengan yang lain. Yang terpenting, tidak hanya menulis karya ilmiah guna kepentingan sekolah, kenaikan pangkat dan golongan, atau mencari nilai kredit dan sertifikasi, tetapi juga harus berdampak besar bagi kemajuan pembangunan,” kata Mercy.
Dikatakan Mercy, riset yang dilakukan para guru dan dituangkan dalam bentuk karya tulis ilmiah tidak terbatas pada pengembangan pendidikan, tetapi juga menyangkut masalah kesehatan, kelautan dan pesisir, hutan, dan juga kebudayaan daerah sekitar.
“Jadi, riset yang dilakukan di sekolah harus bisa memberikan dampak besar terhadap lingkungan di luar sekolah, berpengaruh terhadap kebijakan pembangunan daerah, maupun peningkatan ekonomi masyarakat,” ungkapnya.
Dia juga mengajak para guru di Provinsi Maluku agar dapat melek teknologi terutama memanfaatkan kemajuan teknologi dan informasi untuk mengakses dana abadi riset yang disediakan pemerintah melalui BRIN secara daring.
“Manfaatkan kemajuan teknologi dengan mengakses dana penelitian yang tersedia, sehingga tidak kalah dengan kelompok mahasiswa dan dosen dari perguruan tinggi serta komunitas lain di Maluku, yang memanfaatkannya untuk berbagai penelitian dan pengembangan diri setiap tahun,” ajaknya (*)
Editor : Redaksi