Gempa Donggala, Begini Penjelasan Kepala BMKG
BERITABETA, Jakarta – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan telah terjadi dua kali gempa yang berbeda di Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah, pada Jumat, 28 September 2018. Gempa Donggala dan Palu tersebut menimbulkan puluhan gempa susulan.
“Gempa pertama terjadi pukul 13.59 WIB dengan kekuatan 5,9 skala Richter,” ujar Dwikorita kepada wartawan saat dihubungi pada Jumat malam. Gempa itu tidak berpotensi tsunami. Adapun menurut laman resmi BMKG, gempa terjadi di titik -0.35 Lintang Selatan dan 119.82 Bujur Timur dengan jarak 8 kilometer dari barat laut Donggala. Pusat gempa berada pada kedalaman 10 kilometer di bawah permukaan laut.
Akibat gempa ini, kata Dwikorita, muncul 27 kali gempa susulan. Selanjutnya, gempa kedua terjadi pukul 17.02 WIB atau sekitar 18.02 WITA dengan kekuatan mencapai 7,7 skala Richter. Sumber gempa berada di titik 0.18 Lintang Selatan dan 119.85 Bujur Timur dengan kedalaman 10 kilometer di bawah permukaan laut. Sedangkan pusat gempa berjarak 27 kilometer dari timur laut Kota Donggala. BMKG mengumumkan bahwa gempa ini berpotensi tsunami.
Tim survei lapangan BMKG melaporkan tsunami benar-benar terjadi dengan perkiraan ketinggian gelombang 1,5-2 meter. Gelombang tsunami ini menerjang kawasan Pantai Talise di Kota Palu dan Pantai Donggala. Setelah gempa tsunami terjadi, muncul 22 kali gempa susulan hingga pukul 20.00 WIB.
Bencana itu menyebabkan timbulnya korban jiwa dan luka-luka. Namun jumlah pastinya belum dilaporkan oleh pemerintah setempat. Peristiwa tersebut juga mengakibatkan sejumlah bangunan rusak dan roboh. BMKG mengimbau masyarakat terus mengikuti perkembangan terkini melalui laman resmi mereka serta tetap waspada.
Kondisi sebelum dan setelah gempa 7,7 SR di Donggala yang berdampak hancurnya jembatan Ponulele di Kota Palu. Sumber gempa berasal dari Sesar Palu Koro yang aktif bergerak dan melintasi Kota Palu.
Jembatan Ponulele
Beredar video dan foto yang menggambarkan kondisi Jembatan Ponulele di Palu, Sulawesi Tengah. Dalam video tersebut, terlihat jembatan lengkung pertama di Indonesia itu roboh.
Kondisinya tidak semegah saat jembatan kuning itu masih kokoh berdiri. Tiang-tiang penyangga jembatan hancur. Jembatan yang semula berbentuk melengkung itu sudah tak berbentuk.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho juga membagikan foto dan video Jembatan Ponulele.
Melalui Twitternya, Sutopo Purwo Nugroho memperlihatkan kondisi awal Jembatan Ponulele.
Selain itu, Sutopo juga mengatakan jembatan yang menjadi ikon Kota Palu itu hancur akibat terjangan tsunami di pantai sekitarnya. Bahkan, pemukiman yang ada di bawah jembatan tersebut hancur dan tersapu tsunami. Jembatan Ponulele diresmikan pada Mei 2006 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Jembatan tersebut membentang di atas Teluk Talise ini berada di kelurahan Besusu dan Lere, yang menghubungkan kecamatan Palu Timur dan Palu Barat. (BB/ADS)