Ibu Dua Anak Asal Namlea Capai Puncak Cartensz
BERITABETA.COM,Ambon – Kanal Rangers, Rosna Pesilette, dari kota minyak kayu putih, Namlea, Kabupaten Buru, Maluku mencatatkan namanya sebagai pendaki perempuan pertama asal Maluku dan Indonesia Timur yang menjadi Summiters Indonesia. Kanal Rangers adalah sebutan bagi para pendaki dari organisasi lingkungan dan pegiat alam bebas, Perhimpunan KANAL Ambon.
Predikat Summiters Indonesia dia raih setelah sukses mencapai puncak tertinggi Indonesia, Cartensz Pyramid (4.884 mdpl) di Papua. Ibu dua anak yang biasa disapa Ochy ini berhasil mencapai puncak Cartensz pada hari Sabtu, 14 September 2019, pukul 11.30 waktu setempat.
Pencapaian Ochy di puncak Cartensz mengukuhkan dirinya sebagai salah satu summiters Indonesia atau orang yang berhasil mendaki tujuh puncak tinggi (seven summits) di Indonesia, dan perempuan Maluku pertama yang menjadi summiters Indonesia.
Sebelumnya, tiga senior Ochy di Perhimpunan KANAL Ambon telah lebih dulu mencatatkan nama mereka sebagai summiters Indonesia yakni Handoko, Bayu Djatmiko dan Budi Herman. Dalam pendakian ke Cartensz, Ochy didampingi seniornya Handoko dan Budi.
“Kami berhasil capai puncak Cartensz hari Sabtu kemarin, dan hari ini baru tiba di Timika,” kata Budi Herman via ponselnya kepada beritabeta.com, Senin (16/9/2019).
Menurut mantan Ketua Umum Perhimpunan KANAL Ambon ini, sebelum berhasil mencapai puncak Cartensz, Ochy terlebih dahulu sukses menyelesaikan misi pendakian di enam puncak tinggi lainnya di Indonesia, yakni Kerinci di Sumatera, Semeru di Jawa, Bukit Raya di Kalimantan, Latimojong di Sulawesi, Rinjani tertinggi di Nusa Tenggara, dan Binaya di Kepulauan Maluku.
“Setelah sukses mencapai puncak Cartensz, Ochy telah menggenapi misi seven summitnya dan dia perempuan pertama di Maluku dan Indonesia Timur yang berhasil mendaki tujuh puncak tinggi di Indonesia,” ungkapnya.
Dikatakannya, saat tiba di puncak Cartensz, cuaca saat itu cukup cerah. Suhu udara pun cukup hangat yakni 20 derajat celsius. “Cuaca yang bersahabat membuat pendakian tidak terlalu berat,” ujarnya.
Pada misi pendakian kali ini, lanjut Budi, tim mereka berjumlah enam orang. Tiga pendaki dari Maluku, satu pendaki dari Jakarta yakni Ramandho Pradapta (summiters Indonesia), dan dua pendaki berasal dari Malaysia yakni Mohammad Taufik Ali (summiters Indonesia), dan Mohammad Hafid (pendaki tiga puncak dunia yakni Aconcagua di Argentina, Kilimanjaro di Tanzania dan Cartensz Pyramid di Indonesia).
Menuru Budi, situasi Papua dan Papua Barat yang sempat mencekam, membuat dia dan timnya hampir urung berangkat menjalankan misi pendakian. “Namun berangsurnya kondusif situasi keamanan Papua dan Papua Barat, akhirnya membuat kami tetap jalan. Selama perjalanan, situasi aman-aman saja,” kata fonder Peak Outdoor Services ini. (BB-DIO)