BERITABETA.COM, Ambon – ‘Banyak jalan menuju Roma’. Pepatah usang ini bisa dipakai untuk menggambarkan ide yang dilakukan pengurus Taman Baca Keta, di Desa Keta, Kecamatan Siritaun Wida Timur, Kabupaten Seram Bagian Timur [SBT].

Sadar akan kekuarangan finansial untuk menggelar Jambure Literasi Akhir Tahun, mereka pun melibatkan belasan ibu yang juga pengrajin anyaman dalam usaha menggumpulkan dana.

Ide  itu pun bergulir, mereka pun menggelar bazar  dengan melibatkan belasan ibu Desa Keta dan Desa Liantasik. Para ibu diminta untuk membuat karya anyaman dari daun tikar berupa caping [tudung] dan keranjang.

“Kami merasa ini sesuatu yang baru, selain tujuannya untuk menggalang dana, namun juga sebagai upaya memperkenalkan kerajinan tangan milik warga di dua desa ini,” ungkap Faris Rumain yang juga Mentor dan Pengurus Taman Baca Keta kepada beritabeta.com, Sabtu sore (20/11/2021).

Rumain mengaku, kerajinan tangan [handicraft] menjadi salah satu karya manusia yang sangat beragam ditemui di Indonesia. Sejalan dengan perkembangan zaman banyak kerajinan tangan ini kemudian tenggelam akibat kalah bersaing dengan produk pabrikan.

Padahal, potensi usaha dengan memanfaatkan sumber alam cukup terbuka lebar, termasuk di SBT banyak produk kerajinan tangan yang bisa dihasilkan warga, hanya saja diperlukan terobosan untuk pengembangannya.

“Alhamdulillah banyak yang merespons ide ini. Dari hasil penjualan barang jenis tudung dan keranjang, kini dana yang terkumpul sudah mencapai Rp. 2 juta,” akuinya.

Ia mengatakan, ada 10 ibu yang mendukung usaha bazar ini, pihanya membeli hasil kerajinan itu dan kemudian dijual lagi dalam bentuk bazar dengan cara berkeliling ke kampung-kampung tetangga menawarkan produk berupa tudung dan keranjang seharga Rp. 100 ribu.

“Pak wakil Bupati SBT juga membeli dua buah tudung,” ungkapnya.

Kerajinan tangan berupa keranjang yang diproduksi warga Keta

Selain pasar lokal SBT yang disasar, Rumain mengaku sudah banyak juga yang memesan hasil karya para ibu ini di dua desa. Misalnya dari kota Ambon juga ikut memasan produk anyaman ini.

Rumain mengaku, ibu-ibu yang dilibatkan dalam pembuatan kerajinan ini sangat mendukung bazar yang dilakukan pihaknya.

“Para itu sangat mendukung ide kami. Bahkan mereka menyatakan kalua untuk kepentingan Taman Baca Keta, kami siap terlibat melakukan apa saja,” urainya.

Ditanyai apakah rencana menggelar Jambore Literasi Akhir Tahun ini ada bantuan dari Pemerintah setempat? Rumain mengaku tidak ada bantuan. Pasalnya, rencana menggelar event itu merupakan ide yang dihasilkan pihaknya.

“Tidak ada, kami berusaha sendiri dengan menggalang dana lewat bazar ini,” pungkasnya (*)

Pewarta : Azis Zubaedi