BERITABETA.COM, Masohi – Kota Masohi, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) tidak hanya memiliki keindahan panorama alamnya saja. Kota yang asri dengan udara yang segar itu juga menyimpan banyak kisah tentang perjuangan anak manusia dalam mencerdaskan generasi penerus.

Salah satunya dapat dijumpai  di Jalan Nangka RT 07 Kelurahan Lesane, Kota Masohi. Sebuah ruangan kecil berukuran 4 x 5 meter yang dipenuhi dengan ragam buku yang tersusun rapi di rak, menjadi saksi bisu, geliatnya anak di kota ini berjuang dalam dunia pendidikan.

Disinilah tempat beraktivitasnya Nengsih Keledar bersama beberapa rekannya yang tergabung dalam Komunitas Sahabat Nahla (KSN) membangun  sebuah fasilitas yang diberinama “Rumah Baca Sahabat Nahla”.

Ada puluhan anak yang sering bertemu di hari Senin sampai Jumat. Mereka adalah para murid SD hingga SMP di Kota Masohi..

Nengsih Keledar bersama beberapa rekannya yang tergabung dalam KSN masing-masing, Yati, Qomar, Maryam, Arif, Rifkah dan Adiah hampir separuh hari dalam sepekan harus berjibaku mengajari puluhan anak di kota  itu.

Ide membangun “Rumah Baca Sahabat Nahla” sebenarnya tidak pernah terlintas di benak  Komunitas Sahabat Nahla. Sebab, komunitas ini awalnya hanya bergerak di bidang advokasi penanganan penyakit kanker dan tumor di Maluku Tengah.

Cerita tentang Rumah Baca Sahabat Nahla pun dituturkan Nengsi saat diwawancarai beritabeta.com di Masohi. Nengsi berkisah tentang sejumlah anak yang kerap ditemukan berkumpul malam hari di salah satu tempat yang menyedian fasilitas WIFI.

Belasan anak SD di kota Masohi saat beraktivitas di Rumah Baca Sahabat Nalha

“Ketika baru pulang mengadvokasi para penderita kanker, saya dan teman-teman sering bertemu dengan anak-anak usia sekolah dasar di tempat-tempat yang menyediakan layanan sewa WIFI. Saat itu sudah larut malam sekitar pukul 23.00 WIT. Kondisi ini membuat kami kerap bertanya dalam benak,  apakah anak-anak ini tidak dicari orang tuanya? mengapa mereka masih dijalan pada saat larut malam seperti ini,” kata Nengsih kepada beritabeta.com.

Sarjana lulusan Universitas Darusalam ini mengaku, selain bermain hingga larut malam, tak jarang  anak-anak ini sampai berkelahi. Mereka  saling memaki sehingga kondisi mereka dinilai akan berpengaruh terhadap pendidikan karakter diri dan tentu akan berpengaruh sampai ke rumah mereka.

Melihat kondisi tersebut, Nengsi dan teman-temannya kemudian berpikir mencari solusi untuk meminimalisir akibat-akibat yang akan timbul ke depan bagi anak-anak tersebut.

Nengsi bersama teman-teman kemudian membicarakan sebuah ide untuk membangun rumah baca.

“Alhamdulillah niat kami itu akhirnya terpenuhi dengan hadirnya Rumah Baca Sahabat Nahla,” ungkap Ningsih.

Rumah baca ini diawali dengan mengumpulkan buku-buku milik pribadi dan teman-temannya.

“Jadi saya dan teman-teman mengarahkan anak-anak tersebut ke rumah untuk membaca saja dulu,” kata perempuan yang sehari-harinya juga mengajar di SMP IT Al Bina Masohi.

Setelah beberapa hari kemudian, Nengsih melihat bahwa membaca saja dinilai tidak efektif bagi anak-anak karena menurutnya minat baca anak-anak sudah dikalahkan oleh game-game handphone.

Akhirnya ia berinisiatif bahwa sembari membaca, anak-anak tersebut juga diajari materi-materi dasar pelajaran sekolah  seperti Matematika Dasar, Bahasa Inggris, dan Shirah Nabawiyah yang lebih berisi tentang pendidikan karakter anak-anak.

Usaha keras Nengsih akhirnya membuahkan hasil. Dari jumlah anak yang terbatas, kini rumah baca yang dikelola bersama beberapa rekannya itu sudah menampung sekitar 30 anak mulai dari kelas 1 SD sampai kelas 1 SMP.

Puluhan anak itu diatur jadwal belajar yang dimulai pada pukul 19.00 WIT dari hari Senin sampai Jumat.

“Alhamdulillah, selain buku-buku pribadi dan sumbangan teman-teman, Rumah Baca Sahabat Nalha juga pernah mendapat sumbangan buku Shirah Nabawiyah dari Komunitas Shirah Nabawiyah sebanyak 16 buku,” bebernya.

Perempuan kelahiran 19 September ini juga mengaku Rumah Baca Sahabat Nalha yang didirikan sejak 2019 ini, sempat berhenti aktivitasnya, karena munculnya wabah virus corona.

Tetapi atas permintaan dari anak-anak, Rumah Baca Sahabat Nalha kembali dibuka dengan tetap menerapkan protocol kesehatan seperti mencuci tangan, menjaga jarak saat melakukan kegiatan belajar.

Terhadap kondisi yang terjadi saat ini, Nengsih berharap pandemi Covid-19 ini  segera berakhir, sehingga anak-anak bisa kembali belajar seperti saat normal. “Kami juga sangat bersyukur jika ada tambahan buku untuk Rumah Baca Sahabat Nalha, tentunya untuk menopang aktivitas kami dalam mendidik anak bangsa ini,” tutup Nengsih (BB-edha sanaky)