Istri Ungkap Perilaku FL, Pria Sadis Penyiksa Anak Kandung Sendiri

BERITABETA.COM, Ambon – Kematian balita Given Lopies (GL) berusia berusia 3 Tahun, akibat dianiaya hingga meninggal oleh Fentje A Lopies (FL/ 35) ayah kandungnya, seakan membuka tabir baru, menyusul terungkapnya prilaku sadis FL yang dibeberkan sang istri.
Sang istri atau ibu GL (korban) Pdt. Junita Esty Parihala, S. Si akhirnya menggelar konfrensi pers membeberkan sejumlah fakta yang terjadi selama ini.
Esty mengakui bahwa VL kerap melakukan tindak kekerasan dalam keadaan sadar maupun saat mengkonsumsi minuman keras, dan kekerasan ini bukan hanya kepada anak-anaknya saja tetapi juga kepada dirinya.
“Awalnya saya ini merupakan Pendeta yang tugasnya di Manokwari, saya kabur dengan anak saya nomor 3 Given Loppies (GL) ke Ambon dan meninggalkan tugas saya sebagai Pendeta dan anak saya nomor 2. Saat dia tahu, dia pun ikut kami pulang ke Ambon,” beber Junita kepada wartawan di Cafe Sarinda, Kota Ambon, Rabu (29/01/2020).
Menurut Esty, penganiyayaan kepada anaknya ini bukanlah yang pertama kali dilakukan oleh FL mengingat kejadian yang sama juga pernah terjadi untuk anaknya yang sulung.

” Penganiayaan pernah terjadi sebelumnya untuk anak saya yang sulung, mulai dari dicubit, dipukul bahkan sering dimasukkan ke dalam bak. Dan berakhir dengan kematian di usia 3 bulan dan itu dilakukan bukan hanya pada saat mabuk tapi kadang di saat dia sadar,” jelasnya sambil menahan tangis.
Dalam kurun waktu 2 Tahun terakhir setelah kembali dari Manokwari, Esty sudah tidak tinggal seatap dengan FL.
Kata dia, saat GL meninggal dirinya sedang berada di kota Masohi, mengurusi urusan keluarga dan sebelum ke Masohi Ia lalu menitipkan GL untuk keluarganya di Halong. Namun dalam 2 minggu terakhir GL dijemput oleh ayah kandungnya dan tinggal di Silale.
Salah satu keluarga korban membantah pernyataan tersangka bahwa penganiayaan dilakukan saat korban dimandikan dan buang air besar, faktanya GL dianiaya saat sedang tidur.
“Kejadian bermula saat FL pulang dalam keadaan mabuk dan memukul ayah kandungnya hingga ayah kandunya melarikan diri, kemudian saat masuk ke kamar karena masih termakan emosi FL mulai melampiaskan emosinya untuk Given Loppies (GL) hingga koma dan meninggal pukul 01.00 WIT di RSUD Dr. Haulussy,” ujarnya.
Esty menjelaskan bahwa terdapat lubang di kepala Given Loppies (GL) dan luka di wajah almarhum yang merupakan luka seretan, serta tulang belakang dan kemaluan korban juga hancur di karenakan diinjak oleh tersangka pelaku.
Ia berharap agar pihak berwajib dapat memberikan hukuman yang seberat-beratnya, atau bila perlu hukuman seumur hidup, karena nyawa kedua anaknya tidak akan bisa kembali dengan uang.
“Ini bukanlah pertama kali, siapapun bahkan Tuhan Allah tidak akan memaafkan dia. Tidak ada toleransi untuk tersangka bahkan tidak akan ada pengampunan untuk tersangka,” ucapnya perih (BB-DIAN)