Jos Luhukay, Napoleon Berdarah Maluku di Kancah Sepak Bola Eropa
BERITABETA.COM – Desember 2018 silam, namanya sempat ramai diperbincangkan pencinta sepak bola dunia, khususnya di Liga Inggris. Tepatnya, Sabtu dini hari (22/12/2018), klub divisi kedua Liga Inggris, Sheffield Wednesday, mengumumkan pemecatannya sebagai pelatih.
Sosok ini dianggap gagal membawa Sheffield Wednesday ke puncak prestasi. Sheffield Wednesday terdampar di urutan 18 dari 24 tim di klasemen Championship.
Ia tak lain adalah Jos Luhukay, pelatih berdarah Maluku yang merupakan keturunan Indonesia dari ayahnya. Setelah itu nama Jos seperti hilang dari peredaran. Siapa Jos Luhukay?
Jos Luhukay, lahir di Venlo, Belanda 13 Juni 1963. Ia mantan pemain sepak bola Belanda. Ayah Luhukay keturunan Ambon dan ibunya warganegara Belanda. Luhukay memulai kariernya di VVV-Venlo pada tahun 1978 dan lama bermain di situ.
Pada musim 1992-1993 ia keluar dari tim itu menuju tim amatir VOS yang juga berbasis di Venlo. Saat merumput di KFC Uerdingen 05, ia pernah bermain di Bundesliga.
Pada tahun 1998, ia mengakhiri karier sebagai pemain di SV Straelen, dan memulai karier sebagai pelatih. Sepanjang kariernya, ia telah bertanding 169 kali dan mencetak 36 gol.
24 Maret 2009, Luhukay kemudian dilantik sebagai pelatih utama FC Augsburg untuk musim 2009-2010, yang hadir dalam 2. Bundesliga. Karena pemberhentian mendadak pendahulunya Holger Fach, ia mulai melatih klub tersebut pada tanggal 14 April 2009.
Pelatih berusia 56 tahun itu dikenal melatih para pemainnya dengan tangan besi. Sebagai pemain di liga-liga bawah di Belanda dan Jerman, gelandang mungil itu mencetak 63 gol dalam 238 pertandingan tetapi dia lebih dikenal terutama karena keuletan, disiplin, dan performa kerjanya.
Luhukay menyebut sifat-sifat ini turun dari kedua orangtuanya, ibu Belanda dan ayah Indonesia, yang merupakan seorang buruh pabrik baja. Meskipun keduanya meninggal sebelum ia mencapai 25 tahun, prinsip yang mereka tanamkan terus diwariskannya.
Di Jerman, tempat kerjanya selama 25 tahun, Luhukay dikenal dengan sebutan Napoleon, Jenderal Kecil, atau Diktator Kecil.
“Saya suka Jos,” kata mantan pelatih Manchester United Louis van Gaal ketika ditanya tentang kegigihan rekan senegaranya itu soal ketepatan waktu dan disiplin. “Dia sama seperti saya.”
“Jos bertangan besi terhadap para pemain,” tambah Oliver Neuville, mantan pemain internasional Jerman yang pernah bekerja di bawah Luhukay di Borussia Monchengladbach.
“Disiplin sangat penting baginya. Saya ingat ketika dua pemain keluar pada malam sebelum derbi melawan Koln. Dia mengamuk. Mereka tidak bermain lagi selama berminggu-minggu.”
Kembali Jadi Pelatih di Jerman
Kini nama Jos Luhukay, kembali jadi perbincangan setelah pada 10 April 2019 lalu resmi diangkat menjadi klub Bundesliga 2, St Pauli. Melatih klub berjuluk Freibeuter der Liga, Luhukay ingin membawa anak asuhnya naik kasta ke Bundesliga.
“Sangat penting bagi kami untuk tampil sebaik mungkin dalam semua pertandingan. Kami harus menciptakan ikatan kuat antara pemain dengan suporter,” kata eks pelatih Vfb Stuttgaert seperti dikutip football5star.com dari situs klub, Kamis (25/7/2019).
“Saya ingin mewujudkan harapan semua orang di sini. Harapan untuk membawa sukses St Pauli dan promos ke Bundesliga,”
Meski begitu, Luhukay akan bersikap realistis. Mungkin sulit untuk St Pauli promosi di musim depan.
“Ini adalah tantangan yang menarik bagi para pemain karena mereka harus menunjukkan apa yang harus di lakukan di tiap pertandingan,” ucap pelatih 56 tahun itu.
Karier kepelatihan Luhukay dimulai pada 1998 lalu dengan melatih SV Straelen. Karier kepelatihannya memang banyak dihabiskan di sejumlah klub Jerman seperti Borussia Mönchengladbach, FC Augsburg, hingga Hertha Berlin.
Saat ini, Jos dipercaya menangani St. Pauli klub sepak bola Jerman yang berbasis di kota Hamburg. Pengalamannya di bangku teknik sudah dimulai sejak 20 tahun lalu dengan menangani tim divisi rendah Jerman, SV Straelen.
Sejumlah klub raksasa Jerman pernah menggunakan jasa mantan asisten Jupp Heynckes tersebut. Diantaranya Borussia Mönchengladbach, FC Augsburg, Hertha Berlin, dan VFB Stuttgart. Bahkan berkat tangan dingin Luhukay, Sheffield Wednesday sempat menahan imbang klub Liga Primer Inggris, Swansea City 0-0 di babak kelima Piala FA Februari 2018 silam. (berbagai sumber)