Selain gaji, PNS dan pegawai kontrak di Raja Ampat menikmati Tunjangan Penambahan Penghasilan (TPP) dengan angka yang fantastis. Andre Tuanakotta, seorang PNS yang mengajar di Raja Ampat memberi pengakuan itu.

“Tunjangan tambahan penghasilan di luar gaji sebesar Rp 3,3 juta perbulan. Kalau pegawai kontrak Rp 2,2 juta”, buka Andre. Laki – laki asal Seram Bagian Barat itu sudah 12 tahun mengabdi sebagai guru di Raja Ampat.

Bupati AFU juga menunjukan keberpihakannnya untuk urusan pembangunan tempat ibadah. Setiap tahun, APBD digelontorkan untuk membangun puluhan Gereja dan Masjid di kampung – kampung.

Alokasinya juga terbilang besar. Rp 1 Milyar untuk pembangunan setiap gereja maupun masjid.

“Kemajemukan baik adat istiadat, budaya dan agama dalam menjaga kedamaian hidup di tengah masyarakat. Menjadi inspirasi bagi pemerintah untuk memberikan yang terbaik di masyarakat khususnya di bidang keagamaan,” sebut Bupati AFU.

Maka kampung – kampung ia sentuh dengan pembangunan. Di Kota Waisai juga sedang dibangun masjid megah nan besar. Ukurannya 60 x 65 meter. Jika tuntas pada 2022, menjadi salah satu masjid terbesar di Indonesia Timur.

Jika berkunjung ke Yembeser, Wawiyai, Sawanggrai, Waisilip, Saleo, Saupipapir, Saonek dan puluhan kampung lainnya, maka kita akan menemukan kemegahan tempat ibadah yang dibangun oleh Bupati AFU.

APBD Raja Ampat terbilang tak tinggi. Hanya Rp 1,57 Trilyun. Tapi soal Pendidikan, saya menemukan fakta yang juga menarik. Bupati AFU mengalokasikan anggaran berbentuk beasiswa kepada siswa lulusan SMA/SMK di Raja Ampat untuk melanjutkan studi S1.

Beberapa daerah menjadi tempat pendidikan lanjut bagi anak – anak negeri Raja Ampat. Termasuk kerjasama Pemkab Raja Ampat sejak tahun 2018 dengan Universitas De La Salle, Manado sebagai tempat menyiapkan SDM putra putri Raja Ampat. Mereka belajar pada jurusan yang dibutuhkan oleh Raja Ampat : Pendidikan, Kesehatan dan Pariwisata.

Banyak sederet kekaguman lain yang di Raja Ampat. Keindahan bentangan pulau-pulaunya  yang menjadi ikon pariwisata dunia. Tahun 2018, 13 ribu wisatawan mengunjungi wisata Raja Ampat.

81% dari para wisatawan yang berkunjung berasal dari manca negara. Raja Ampat juga menyandang predikat sebagai 1 diantara 10 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) di Indonesia. Tak heran jika keindangan kawasan wisata bukit Piaynemo ditata dengan dana APBN, Rp 19,9 Milyar di tahun 2018.

Raja Ampat juga menjadi satu – satunya Kabupaten di Indonesia yang berani membuat keputusan tak biasa untuk penduduknya. Mengalokasikan Rp 16 Milyar untuk BPJS Ketenagakerjaan bagi 25ribu petani dan nelayan penduduk asli.

“Kabupaten lainnya datang ke Raja Ampat, belajar tentang model BPJS Ketenagakerjaan”, Bupati AFU antusias menjelaskan itu saat kami berbincang di rumah dinas beliau (5/12/2020).

Maka, saat kampanye putaran terakhir di lapangan Kota Waisai (5/12), saya lantang menyampaikan, memilih Bupati Abdul Faris Umlati dan wakilnya, Orideko Iriano Burdam adalah memilih masa depan bagi Raja Ampat dan rakyatnya. Memilih kotak kosong berarti menginginkan kemunduran bagi Raja Ampat. Insya Allah, 9 Desember 2020, Pasangan AFU – ORI menang melawan kotak kosong (***)