Metode ini kata dia, diperkuat dengan pengisian form penilaian mandiri (self-assessment) dan dikonfirmasi kevalidan data dan informasinya menggunakan metode wawancara, dan dilakukan praktisi dan akademisi yang memiliki keahlian dan pengalaman di bidang pengembangan Smart City.

"Tentunya hasil yang didapat setelah melalui proses penilaian ketat dan dilakukan oleh orang orang yang memiliki kemampuan," ungkapnya.

Pihaknya menambahkan, penilaian smart city tahun 2024 dinilai oleh para pakar yang memiliki kemampuan. Mereka adalah Harya Damar Widiputra (Perbanas); Sri Yulianto (UKSW); Sri Redjeki (UTDI); Herry Abdul Aziz dan Hari S. Noegroho (Ikatan Auditor Sistem Informasi).

Bahwa evaluasi dilakukan terhadap 6 dimensi Smart City, antara lain; Smart Governance, dengan 3 sub dimensi yaitu, Layanan Publik, Kebijakan Publik dan Tata Kelola Birokrasi dengan sebanyak 7 Program. Smart Branding dengan 3 Sub dimensi yaitu, Tourism Branding, Business Branding, dan City Appearance Branding didalamnya terdapat 3 Program.

Sementara penilaian pada dimensi Smart Economy memiliki 3 Sub dimensi yaitu Industry, Welfare dan Transaction dengan 5 Program. Smart Living dengan 3 sub dimensi yaitu Harmony, Health dan Mobility. Pada dimensi ini memiliki 10 program.

Ada juga Smart Society dengan 3 sub dimensi yaitu, Komunitas, Pendidikan, dan Keamanan, dengan sebanyak 7 Program. Sedangkan Smart Environment yang terbagi atas 3 sub dimensi berupa Proteksi, Sampah dan Energi memiliki 8 Program.

Saat yang sama, PJ Wali Kota juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dewan Smart City, masyarakat, swasta, dunia usaha dan lembaga pemerintah maupun non pemerintah dalam pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan dan pengembangan Smart City di Kota bertajuk manise ini. (*)

Editor : Redaksi