Krisis Identitas di Moment Tahun Baru

Seperti yang dikatakan oleh Sigmun Freud; bahwa manusia tidak akan terlepas dari masa lalunya, kejadian masa lalu akan terus membekas dalam pikiran manusia yang mempengaruhi prilaku, emosi dan sikapnya selama bertahun-tahun. Sehingga, Wajar jika pengalaman baik atau buruk di masa lalu akan menentukan cara pandang manusia dimasa yang akan datang.
Olehnya itu, manusia perlu mengubah persepsi dan berpikir positif. Dengan berpikir positif, peristiwa buruk yang tidak menyenangkan di masa lalu akan menjadi kenangan dan catatan untuk berhati-hati dalam melangkah di masa akan datang.
Manusia & Tujuan Hidup
Apa jadinya bila manusia berkeliaran dimuka bumi menjalani hidup tanpa tujuan yang ingin dicapai. Kehidupannya mungkin akan terasa hampa dan berlalu begitu saja seiring berputarnya waktu. Memiliki tujuan ataupun impian berarti merancang masa depan untuk bekerja sesuai dengan keinginan.
Dengan adanya tujuan hidup manusia akan semangat dalam melakukan aktifitas, sehingga mampu terdorong untuk melakukan hal-hal yang terbaik di setiap perjalanan hidup yang ia tempuh. Pentingnya membuat tujuan ataupun impian akan mengatarkan manusia untuk berpikir dan memperoleh kehidupan lebih baik sesuai yang diharapkan.
Pergantian tahun menjadi moment yang tepat untuk melakukan planning, impian yang ingin dicapai di masa depan. Manusia memiliki kemerdekaan dalam berpikir, hasil dari buah pikiran melahirkan mimpi atau tujuan hidup. Sehingga manusia hanya bisa berpikir, berikhtiar dan berdoa untuk proses selanjutnya biarkan Tuhan yang memutuskan karena ada kekuasaan diluar kuasa manusia, meskipun manusia sebagai khalifa di muka bumi (QS. Al-Baqarah;30).
Ketika mengacu pada ukuran umur, proses pergantian tahun baru bertanda bahwa sisa umur manusia semakin berkurang. Karena umur semakin berkurang dan hidup cuma sekali saja, maka kehidupan dunia perlu dinikmati dengan pesta miras, berfoya-foya, menghamburkan harta di tempat-tempat hiburan malam, atau menghabiskan malam tahun baru dengan pacar di tempat-tempat sunyi. Karena kapan lagi kita bisa melakukan kalau bukan dari sekarang.
Tentunya tidak ada yang sepakat dengan apa yang saya katakan diatas. Karena hal tersebut selain daripada bertentangan dengan ajaran agama, ini juga bertentangan dengan nilai dan norma yang ada di masyarakat Indonesia.
Kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik inilah yang akan menjadi virus baru dan membuat generasi kita mengalami krisis moral maupun indentitas. Sisa umur harus dihabiskan dengan hal-hal positif, yang berguna dan bermanfaat. Hidup harus diwarnai dengan prestasi dan karya yang bisa menjadi amal jariah.
Jangan biarkan tahun baru berlalu begitu saja, tanpa ada perubahan diri kearah yang lebih baik. Karena setiap perilaku manusia dimasa hidupnya akan diminta pertanggungjawaban di akhirat (QS. Al-Isra; 36). (***)