Menciptakan Daya Kritis Masyarakat Tangkal Hoaks (Saring Sebelum Sharing)
Oleh : Soleman Pelu (Jw Ambon/ Mafindo Maluku )
Perkembangan teknologi dan informasi yang semakin pesat selain membawa dampak positif, ternyata juga membawa dampak negatif. Salah satu dampak negatif yang cukup meresahkan adalah munculnya informasi palsu atau lebih popular dikenal dengan istilah “hoax”.
Fenomena hoax semakin merajalela di dunia maya dan dengan mudahnya penyebaran informasi melalui media sosial sehingga dapat menimbulkan beragam opini masyarakat. Penyebaran berita hoax juga mampu membawa pada kerancuan informasi dan kehebohan publik akan suatu informasi, bahkan dapat juga berakibat pada perpecahan suatu bangsa.
Hoax adalah adalah informasi sesat dan berbahaya karena menyesatkan persepsi manusia dengan menyampaikan informasi palsu sebagai kebenaran. Hoax mampu mempengaruhi banyak orang dengan menodai suatu citra dan kredibilitas.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hoax adalah berita bohong. Dalam Oxford English dictionary, hoax didefinisikan sebagai malicious deception atau kebohongan yang dibuat dengan tujuan jahat (KBBI dan Oxford English Dictionary).
Berita palsu atau hoax yang saat ini menjadi fenomena, memunculkan kekhawatiran disetiap kalangan. Banyaknya efek yang terjadi akibat dari berita hoax tersebut kemudian menimbulkan keresahan di masyarakat.
Banyak faktor pendukung tersebarnya berita hoax pun menyebabkan semakin parahnya berita hoax yang diterima masyarakat. Akibatnya berita hoax membuat masyarakat menjadi curiga dan bahkan membenci kelompok tertentu, menyusahkan atau bahkan menyakiti secara fisik orang yang tidak bersalah, memberikan informasi yang salah kepada pembuat kebijaksanaan.
Kepercayaan terhadap berita hoax kemudian menjadikan masyarakat tidak cerdik dalam menerima berita tanpa memeriksa kebenarannya terlebih dahulu.tujuan dari penyebar berita hoax adalah membuat kekacauan, kegelisahan, rasa benci, dan bahkan juga rasa ketakutan bagi pembacanya.
Dampak yang ditimbulkan adanya berita hoax akan sangat luar biasa antara lain, berupa dampak sosial,ekonomi, politik, keamanan dan yang lebih besar adalah bisa mengancam keutuhan negara. Konten berita hoax biasanya berisi hal negatif yang bersifat hasut dan fitnah. Hoax akan menyasar emosi masyarakat, dan menimbulkan opini negatif sehingga terjadi disintergratif bangsa.
Hoax juga memberikan provokasi dan agitasi negative, yaitu menyulut kebencian, kemarahan, hasutan kepada orang banyak (untuk mengadakan huru-hara, pemberontakan, dan sebagainya), biasanya dilakukan oleh tokoh atau aktivitis partai politik, pidato yang berapi-api untuk mempengaruhi massa.
Hoax juga merupakan propaganda negative, dimana sebuah upaya yang disengaja dan sistematis untuk membentuk persepsi, memanipulasi alam pikiran atau kognisi, dan mempengaruhi langsung perilaku agar memberikan respon sesuai yang dikehendaki oleh pelaku propaganda. (Pontoh : 2017).
Lantas, dari mana asal usul hoax?
Asal usul hoax diyakini ada sejak ratusan tahun sebelumnya yakni ‘hocus’ dari mantra ‘hocus pocus’, frasa yang kerap disebut oleh pesulap, serupa istilah ‘sim salabim’. Salah satu hoax yang pernah menggemparkan adalah ancaman asteroid menghantam bumi dan menyebabkan kiamat. Pada tahun 2015, NASA membantah rumor tersebut.
Kenapa hoax diciptakan dan apa tujuannya?
Hoax biasanya sengaja dibuat untuk mencapai tujuan tertentu dan mendapatkan keuntungan dari dampaknya. Informasi palsu akan lebih cepat viral jika dibagikan dan semakin banyak visitors pada situs tersebut maka pemiliknya akan mengantongi penghasilan berupa uang.
Trafik visitors yang besar juga akan meningkatkan kepopuleran situs tersebut. Dalam beberapa kasus, hoax juga digunakan sebagai media untuk adu domba, menyebar fitnah, mencemarkan nama baik, membuat kepanikan serta menjatuhkan orang atau golongan tertentu.
Apa bahaya dan dampak hoax?
Hoax bisa menjadi pemicu munculnya keributan, keresahan, perselisihan bahkan ujaran kebencian. Akhir-akhir ini, bertebarnya hoax di tengah masyarakat kian populer dengan memanfaatkan kondisi tertentu demi kepentingan individu maupun kelompok.
Mengingat akan dampak buruknya, setiap orang harus paham untuk menghindarinya. Selain itu, hoax juga bisa menganggu kesehatan mental. Berikut dampak hoax jika terus dibiarkan, diantaranya: (1) hoax dapat menimbulkan kecemasan dan memicu kepanikan publik.
Pikiran menjadi imajiner membayangkan keadaan secara berlebihan. Selain itu, hoax juga mengganggu situasi emosional dan suasana hati yang berkepanjangan sampai menghantui pikiran dalam waktu yang lama; (2) manipulasi dan kecurangan dapat menjatuhkan manusia. Jika terus dibiarkan, penyebaran informasi palsu dapat membentuk mental masyarakat ke arah pemahaman hoax. Mudah percaya dengan informasi palsu tanpa melakukan perbandingan atau klarifikasi terhadap sumbernya.
Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) melakukan survei mengenai wabah hoax nasional. Survei ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang persepsi masyarakat terhadap hoax, penyebarannya, klasifikasi dan dampaknya kepada kehidupan berbangsa secara nasional.
Responden yang mengikuti survei ini terdiri dari beragam responden. Responden berumur 15 – 40 tahun, berprofesi sebagai, pelajar/mahasiswa, professional/karyawan, wiraswasta dan tidak bekerja.
84,50% Masyarakat terganggu dengan berita hoax
75,90% Berita hoax menganggu kerukunan bermasyarakat
70,90% Berita hoax dapat menghambat pembangunan di indonesia
54,10% Berita hoax didapat dari sumber berita yang tidak jelas
54% Masyarakat ragu – ragu apakah berita tersebut benar atau palsu
91.80 % Berita hoax mengenai sosial politik (pilkada, pemerintahan)
44,30% Masyarakat menerima berita hoax setiap hari
Bagaimana cara menghindari hoax?
Hati-hati dengan judul provokatif dan baca keseluruhan isi informasi atau berita
Hoax seringkali memakai judul sensasional dan provokatif, misalnya dengan langsung mengarah ke pihak tertentu. Judul yang provokatif sering kali sengaja dibuat untuk menarik minat dan rasa penasaran dari pembaca. Isinya pun bisa diambil dari informasi atau berita media resmi, hanya saja direkayasa agar menimbulkan persepsi sesuai yang dikehendaki oleh pembuat hoax.
Oleh karenanya, apabila menjumpai informasi atau berita dengan judul provokatif, sebaiknya Anda mencari referensi serupa dari situs online resmi, kemudian bandingkan isinya, apakah sama atau berbeda sehingga setidaknya Anda sebagai pembaca bisa memperoleh kesimpulan yang lebih berimbang.
Jangan mudah percaya dengan foto atau video yang beredar
Di era teknologi digital sekarang ini, manipulasi terjadi tidak hanya pada narasi teks. Konten lain seperti foto dan video juga sangat mudah dimanipulasi. Pembuat hoax bisa saja mengedit foto dan video untuk memprovokasi pembaca.
Orang yang ahli dalam melakukan editing akan mampu membuat hasil editan yang sulit lagi dibedakan keasliannya oleh orang awam. Itulah sebabnya kita harus berhati-hati dengan foto atau video yang beredar, terlebih di dunia maya.
Cara untuk mengecek keaslian foto bisa dengan memanfaatkan mesin pencari Google, yaitu melakukan drag-and-drop ke kolom pencarian Google Images. Hasil pencarian akan menyajikan gambar-gambar serupa yang terdapat di internet sehingga bisa dibandingkan.
Hati-hati membagikan informasi atau berita yang Anda baca
Di zaman sekarang ini, diperlukan kecerdasan dan kedewasaan berpikir dalam membagikan suatu informasi atau berita.
Jangan mudah terprovokasi dengan info-info yang tidak jelas asal usulnya yang disebarkan oleh oknum tidak bertanggung jawab. Jangan asal share, terlebih bila ditambah-tambahkan dengan hate speech atau ujaran kebencian hingga menimbulkan kembali informasi yang tidak benar. Kita harus cerdas dalam menyaring informasi mana yang berguna dan mana informasi yang tidak membawa manfaat. Saring sebelum sharing.
Apabila menjumpai informasi hoax, bagaimana cara untuk mencegah agar tidak tersebar?
Pengguna internet bisa melaporkan hoax tersebut melalui sarana yang tersedia di masing-masing media. Pada media sosial Facebook, gunakan fitur Report Status dan kategorikan informasi hoax sebagai hate speech/harrasment/rude/threatening, atau kategori lain yang sesuai. Jika ada banyak aduan dari pengguna, biasanya Facebook akan menghapus status tersebut.
Sedangkan untuk Google, bisa menggunakan fitur feedback untuk melaporkan situs dari hasil pencarian apabila mengandung informasi palsu. Twitter memiliki fitur Report Tweet untuk melaporkan twit yang negatif, sama halnya dengan Instagram. Bagi pengguna internet, Anda juga dapat mengadukan konten negatif ke Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan melayangkan e-mail ke alamat aduankonten@mail.kominfo.go.id.
Hukuman bagi orang yang menyebarkan Berita Hoax?
Dalam hukum UU ITE penyebar hoax akan dikenakan KUHP, Undang-Undang No.19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), Undang-Undang No.40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis, serta tindakan ketika ujaran kebencian telah menyebabkan terjadinya konflik sosial.Sesuai dengan pasal yang disebutkan diatas terlihat pemerintah mengambil langkah tegas untuk menghukum siapapun yang menyiarkan berita kebohongan (hoax).
Program -program yang dijalankan pemerintah dalam meminimalisir berita hoax sudah banyak yang bisa diterapkan. Juga, program non pemerintah yang dilakukan oleh individu atau organisasi pun mudah ditemukan.
Salah satu cara yang tepat bagi masyarakat dalam menyaring informasi hoax di media sosial adalah dengan menjalankan literasi media. Beragam definisi tentang literasi media telah dikemukakan oleh banyak pihak.
Potter (2008) menyatakan bahwa literasi media adalah seperangkat perspektif yang kita gunakan secara aktif saat mengakses media massa untuk menginterpretasikan pesan yang kita hadapi.
Tujuan dasar media literasi ialah mengajar khalayak dan pengguna media untuk menganalisis pesan yang disampaikan oleh media massa, mempertimbangkan tujuan komersil dan politik di balik suatu citra atau pesan media, dan meneliti siapa yang bertanggungjawab atas pesan atau idea yang diimplikasikan oleh pesan dalam berita.
Literasi media menjelaskan mengenai bagaimana cara memahami, mengakses, mengevaluasi, dan memproduksi. Memahami disini adalah bagaimana masyarakat dapat memilih jenis informasi yang mereka inginkan. Banyaknya informasi yang dengan mudah didapatkan menjadikan masyarakat harus dapat memilih secara baik sesuai dengan yang dibutuhkan.
Setelah memilih masyarakat kemudian dapat mengakses informasi sesuai dengan yang mereka inginkan. Mengakses yang digunakan bisa dimaknai sebagai kemampuan khalayak dalam mencari, mendapatkan, dan mengumpulkan informasi.
Akses didefinisikan baik sebagai akses secara fisik maupun pada kemampuan untuk menggunakan berbagai macam bentuk media, Akses media saat ini bukan lagi hambatan, apalagi untuk khalayak yang tinggal di perkotaan. Akses terhadap media dapat ditemukan kapan saja dan dimana saja. Namun itu berarti juga bahwa paham yang menghegemoni lebih mudah dan cepat tersebar.
Dalam literasi media setelah mengakses kita harus dapat menganalisi informasi. Analisis merupakan kemampuan yang dapat membantu seseorang dalam menjelaskan bentuk pesan, struktur, segmen, dampak pesan, dan lain sebagainya. Analisis berkaitan dengan kemampuan untuk mencari, mengubah, dan memilih informasi disesuaikan dengan kebutuhan individu.
Analisis merupakan aspek kompetensi personal lainnya selain kemampuan mengakses. Kemampuan ini lebih kepada melihat dari pemahaman kritis pengguna media. Sisi ini lebih melihat dan menekankan kemampuan pemahaman dan interpretasi mahasiswa dalam melihat, membaca dan mendengarkan produk media yang tersaji.*