BERITABETA.COM, Ambon – Ekspektasi masyarakat di Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) terhadap kepemimpinan pasangan Bupati –Wakil Bupati Mukti Keliobas – Fahri Husni Alkatiri selama ini, ternyata tidak terwujud sesuai janji alias gagal.

Mukti Keliobas dan Fahri Husni Alkatiri yang diusung dengan jargon MUFAKAT di Pilkada SBT 2015 silam, bahkan dinilai telah melakukan pembohongan pubik terhadap masyarakat SBT dengan mengusung tiga Program Prioritas di masa kepemimpinan yang ternyata hanya sebagai pemanis rasa.

Penilaian ini disampaikan dua tokoh muda sekaligus politisi SBT, Idrus Wakano (polistisi muda PPP) dan Azis Yanlua (anggota DPRD SBT terpilih) dari PDI-P, melalui saluran telepon seluler, Sabtu (3/8/2019), menanggapi pertanyaan beritabeta.com tentang tiga Program Priorias yang diusung dalam kepemimpinan MUFAKAT selama ini.

Kedua politisi muda ini ditanyai secara terpisah, jawabannya dengan lantang disampaikan bahwa pasangan MUFAKAT telah gagal memimpin SBT, selama hampir memasuki lima tahun ini.

“Pemimpin SBT hari ini tidak  mampu menunaikan janjinya. Bagi beta, ini pembohongan publik bagi rakyat SBT oleh pemerintahan Mukti – Fachri,” tandas Idrus.

Ini di 3 Program Prioritas Pasangan MUFAKAT

Senada dengan Idrus, Azis bahkan membeberkan beberapa fakta terkait kepemimpinan MUFAKAT ini. Kata dia, selain gagal memenuhi janji dengan program prioritas yang ditetapkan itu, fakta gagalnya kepemimpinan MUFAKAT itu dapat terlihat dari serapan anggaran yang lemah.

“Setiap tahun anggaran, pasti ada dana yang dikembalikan daerah ke kas negara. Jumlahnya pun tidak sedikit. Sementara sejumlah program penting tidak dapat diselesaikan dengan baik. Dan ini pertanda kepemimpinan MUFAKAT gagal,” tandas Azis.

Menurut Azis, Program Prioritas MUFAKAT yang meliputi tiga poin penting,  masing-masing: Pembangunan infrastruktur, mewujudkan 5000 lapangan kerja dan menyediakan pasokan air bersih dan listrik, hanya merupakan program imajiner (angan-angan) yang ditawarkan kepada masyarakat semasa kampanye.

“Kini usia kepemimpinan MUFAKAT sudah senja, dan tidak ada capaian prestasi pembangunan yang diukir.  Prioritas pembangunan Ibukota Hunimua, justru jauh dari harapan dan gagasan awal pemerintahan yang bertajuk MUFAKAT ini,”beber Azis.

Semnetara ditayai terkait kelayakan kedua figur ini untuk kembali memipin SBT pada periode mendatang, Idrus mangatakan, secara konstitusi keduanya boleh kembali mencalonkan diri, namun yang harus dipikirkan adalah aspek moral sebagai pemimpin.

Sebab, kata Idrus, secara moral kedua figur ini masih punya urusan dengan rakyat yang harus dipertanggungjawabkan. Apa urusan itu? Adalah janji yang belum diwujudkan.

“Keduanya hanya mengantri janji dalam  momentum pilkada, namun gagal dalam pelaksanaannya. Itulah mengapa, secara tegas, saya  mengganggap mereka ini gagal. Dan sebagai anggota tim yang rasional, saya  tidak akan jatuh pada ‘kolam’ yang sama, karena tidak mau disebut kelompok yang mendorong kegagalan,” pungkasnya.

Sementara hasil pantauan beritabeta.com terhadap perkembangan Pilkada SBT yang akan dihelat di tahun 2020 mendatang, terlihat tensi politik antar kedua figur Mukti – Fahri cukup terasa. Di ranah media sosial terpantau, sudah ada sekat yang menganga lebar dan memungkinkan terjadinya rivalitas antar kedua tokoh ini.

“Fahri akan memilih berpisah dengan Mukti di pilkada mendatang, karena kebersamaan keduanya sepertinya tidak bisa lagi terulang. Dan ini manandakan pasangan MUFAKAT akan berakhir pada periode ini,” tandas salah satu sumber kepada media ini. (BB-DIO)