Kedua Pengaruh Budaya dan Agama Selain sebagai pusat ekonomi, SBB juga menjadi pusat penyebaran agama, terutama Kristen dan Islam, yang dibawa oleh pedagang dan penjajah dari luar.

Pengaruh agama ini tidak hanya memperkaya kehidupan spiritual masyarakat, tetapi juga memengaruhi tatanan sosial dan kebudayaan lokal.

Gereja-gereja dan masjid yang tersebar di wilayah ini menjadi saksi bisu bagaimana agama-agama tersebut telah berakar kuat dalam kehidupan masyarakat.

Ketiga Peran Kolonial dan Perubahan Sosial Pada masa kolonial Belanda, SBB menjadi salah satu pusat administrasi dan militer. Kebijakan kolonial yang diterapkan di wilayah ini memengaruhi struktur sosial, ekonomi, dan politik masyarakat.

Pembangunan infrastruktur oleh Belanda, seperti benteng dan jalan, masih dapat dilihat hingga saat ini dan menjadi bukti nyata peran penting wilayah ini dalam sejarah kolonial di Maluku.

Keempat Kebudayaan Lokal Meskipun banyak dipengaruhi oleh budaya luar, SBB tetap mempertahankan identitas budayanya yang khas. Tradisi-tradisi lokal seperti tari-tarian, lagu-lagu daerah, serta adat istiadat masih dipraktikkan dan diwariskan secara turun-temurun.

Budaya gotong royong dan sistem kekerabatan yang kuat juga menunjukkan bagaimana masyarakat lokal menjaga nilai-nilai tradisional mereka di tengah perubahan zaman.

Potensi Pembangunan Masa Depan di SBB

Pertama potensi Pariwisata Keindahan alam SBB yang meliputi pantai, pegunungan, dan hutan tropis memberikan potensi besar untuk pengembangan sektor pariwisata. Selain itu, kekayaan budaya dan sejarahnya juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.