BERITABETA.COM, Ambon - Investor asal Australia PT. Tasageoby Group yang akan berinvestasi di Maluku dengan mengoperasikan kapal terbang berteknologi Wing In Ground (WIG) Effect atau WIG Craft dalam waktu dekat akan mendapatkan kunjungan dari pihak Aron Flying Ship Ltd. di Korea Selatan (Korsel). 

"Dipastikan dalam bulan ini, pihak Aron Flying Ship Ltd. dari Korea Selatan, selaku pihak produsen kapal WIG," ujar Managing Director PT Tasageoby Group Maani Tuasikal, kepada media ini, Senin (16/5/2022).

Terkait kunjungan tersebut, Maani katakan, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Maluku, pekan kemarin. 

"Rapat koordinasi dalam rangka persiapan menerima kunjungan pihak Aron serta terkait kedatangan WIG Craft Aron M80 untuk uji coba pada akhir tahun ini, sudah kami lakukan minggu kemarin bersama Dinas Perhubungan Provinsi Maluku beserta jajarannya, termasuk beberapa dirjen dari Kementerian Perhubungan," ungkap Maani. 

Rapat koordinasi lanjutan, kata dia,  juga berlangsung di ruang rapat lantai 2 kantor Gubernur Maluku Kamis lalu (12/5/2022). 

Dalam rapat yang dibuka oleh Asisten III Setda Maluki Habiba Saimima ini, hadir sejumlah pihak terkait seperti Dinas Perhubungan Maluku, Dinas Pariwisata Maluku, Bappeda Maluku, BKPM Daerah Maluku, Tim Gubernur Percepatan Pembangunan, serta sejumlah OPD terkait. 

Dari Tasageoby Group, tambah Maani, selain dirinya, ikut hadir CEO Tasageoby Group Stuart Janes, Commercial Director Arfiah Janes dan Information and Communication Director Zairin Salampessy. 

Pertemuan ini juga, disebut Maani, merupakan kelanjutan dari hasil penjajakan awal wacana penggunaan WIG Aircraft di Maluku yang sudah dipresentasikan oleh Tasageoby Group kepada Gubernur Maluku tahun lalu.

Beberapa hal penting yang dibahas dalam pertemuan ini, kata Maani, seperti penentuan terminal utama dan hanggar WIG Craft yang ada di Ambon, serta penyiapan MoU, dan pengenalan teknis secara detail dari kapal terbang Aron M80. 

Sebagaimana diketahui, WIG Craft ini merupakan salah satu moda transportasi yang paling efisien untuk menjangkau daerah-daerah yang terisolasi.

"Hal ini disebabkan kebutuhan infrastruktur yang cenderung minim untuk pendaratan WIG Craft. Selain itu, mengingat kondisi geografis Maluku yang berbasis kepulauan, adanya WIG Craft ini berpotensi membuka akses untuk daerah-daerah yang punya potensi pariwisata yang besar namun terhalang permasalahan transportasi," papar Maani.

Stuart Janes, CEO Tasageoby Group pada rapat kerja tersebut, memaparkan bahwa teknologi yang diperkenalkan ini tergolong baru bukan hanya untuk Maluku, namun di Indonesia maupun Asia Tenggara. 

Maluku diharapkannya dapat menjadi model atay contoh dalam pengaplikasiannya, sehingga dapat diterapkandi daerah lain. Stuart melanjutkan bahwa komitmen yang diberikan pihaknya adalah komitmen penuh, sehingga setiap tahapnya akan dijalani bersama.