BERITABETA.COM, Jakarta – Video viral Gubernur Maluku Murad Ismail yang membentak protokol Istana, akhirnya ditanggapi oleh pihak Istana.   

Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono pun angkat bicara perihal beredarnya video Gubernur Maluku Murad Ismail yang marah dan membentak seorang perempuan yang merupakan protokoler Istana itu.

Ia menjelaskan, peristiwa itu merupakan kesalahpahaman yang tidak perlu dibesar-besarkan. Dan masalahnya sudah diselesaikan saat itu juga.

"Itu hanya kesalahpahaman saja, tidak perlu dibesar-besarkan. Saat itu juga sudah diselesaikan dan tidak ada permasalahan," kata Heru Budi Hartono dalam keterangan tertulis seperti dikutip dari detik.com, Jumat (7/5/2021).

Menurut Heru, peristiwa itu terjadi pada 29 Oktober 2019, saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) tengah melakukan kunjungan kerja untuk menemui korban gempa di Desa Tulehu, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah.

Saat itu, jelas Heru, Jokowi beserta Ibu Negara Iriana Joko Widodo meninjau posko pengungsian yang didirikan di Universitas Darussalam, Desa Tulehu, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, setelah terjadi bencana gempa M 6,5 di wilayah tersebut pada 26 September 2019.

Lebih lanjut, Heru mengungkapkan, hingga saat ini Gubernur Maluku beserta jajarannya sangat kooperatif apabila Jokowi berkunjung ke Provinsi Maluku dalam rangka kunjungan kerja.

"Gubernur Maluku dan jajarannya sangat koperatif jika Presiden berkunjung ke Maluku," tutur Heru.

Sebelumnya, video Gubernur Maluku Murad Ismail marah dan membentak seorang perempuan beredar di media sosial. Perempuan yang terlibat adu mulut dengan Murad itu disebut sebagai protokoler Istana.

Dalam rekaman video yang dilihat, Jumat (7/5/2021), Murad tampak berbaju putih dan memakai kacamata. Dia kemudian tampak marah dan membentak dengan suara lantang kepada seorang perempuan.

"Kamu siapa?" bentak Murad kepada seorang wanita.

Perempuan yang berada di depan Murad itu pun menjawab. Dia mengaku dari Istana.

"Saya dari Istana," kata perempuan itu.

Murad tampak marah. Dia lalu berjalan meninggalkan perempuan itu.

"...marah-marah.... ini pejabat daerah," kata Murad sambil berjalan. Suara di rekaman itu tidak terlalu jelas.

DPD PDI P Maluku Ancam Lapor Polisi

Sementara di Ambon, Jumat (7/5/2021) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Maluku menyampaikan akan melaporkan ke polisi jika ada warga pengguna media sosial yang masih menyebarkan video Gubernur Maluku Murad Ismail marah-marah dan membentak protokoler Istana.

"Kami menghimbau kepada masyarakat untuk jangan lagi meneruskan postingan itu. Sebab, terhitung setelah jumpa pers ini, dan ternyata ada masyarakat yang menurunkan postingan ini, pasti yang bersangkutan akan kami laporkan kepada pihak keamanan untuk diproses sesuai ketentuan hukum yang berlaku, khususnya Undang-undang nomor 11 tahun 2019," ujar Wakil Ketua Bidang Hukum dan HAM DPD PDIP Maluku Robert Tutuhatunewa dalam keterangan resminya di Ambon.

Ia mengaku, PDIP Maluku secara resmi belum melaporkan ke polisi sejumlah akun yang telah menyebarkan video Murad tersebut. Tapi, pihaknya sudah mendeteksi akun media sosial yang menyebarkan video itu.

"Memang kami mengalami kesulitan untuk melaporkannya kepada pihak kepolisian karena ternyata saya menghitung, dan kami semua dengan teman-teman (juga menghitung), akun yang memposting video tersebut kurang lebih 60 akun," katanya.

Meski belum melaporkan kasus ini secara resmi, PDIP Maluku meminta polisi untuk menyelidiki pengguna media sosial yang pertama kali menyebarkan video yang diambil pada tahun 2019 lalu.

"Kami juga meminta aparat keamanan untuk bisa melakukan penelusuran atau penyidikan terhadap siapa sebenarnya yang pertama kali memposting vedio ini," tuturnya.

Robert menjelaskan, akun media sosial yang memposting video Murad tengah membentak protokoler Istana itu tidak sesuai dengan kondisi di lapangan. Sebab, video yang disebarkan itu sudah tidak utuh (BB-RED)