BERITABETA.COM, Ambon – Duta Perangi Stunting (Parenting) Provinsi Maluku, Widya Pratiwi Murad Ismail mengungkapkan, salain kemiskinan salah satu faktor yang menjadi penyebab munculnya stunting di tengah masyarakat adalah pernikahan dini.

“Selain gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu, pernikahan dini juga menjadi salah satu penyebab terjadinya stunting,” kata Widya saat mengikuti Webinar Nasional Dharma Wanita Persatuan BKKBN, dalam rangka memperingati Hari Ibu ke-92 dan Ulang Tahun DWP ke-21 tahun 2020 secara virtual dari kediaman Gubernur Makuku, Senin (28/12/2020).

Istri Gubernur Maluku ini mengatakan, keberadaan stunting yang masih tinggi di Maluku selama ini menjadi menjadi perhatian serius yang terus dilakukan. Upaya menekan angka ini sudah dilakukan dalam berbagai program dan di tahun 2020 angka stunting di Maluku turun menjadi 15,8 persen dari 34,2 persen di tahun 2018.

Menurut Widya, seorang wanita yang akan menikah harus matang dari segi umur dan pemikirannya, karena merekalah yang akan bertanggung jawab membentuk seorang anak dari sisi mental maupun psikis.

“Saat melakukan pernikahan, perempuan yang masih berusia remaja, tentunya secara psikologi belumlah matang. Mereka bisa jadi belum memiliki pengetahuan yang cukup baik seputar kehamilan, asupan gizi bayi dan pola asuh anak yang baik, sehingga beresiko stunting,” jelas Widya.

Ia bahkan mengaku sedih, ketika melakukan kunjungan ke beberapa desa lokus stunting, kerap melihat ibu-ibu muda menggendong anak, dimana yang semestinya, mereka saat ini sedang duduk di bangku sekolah.

Untuk itu, sebagai mitra pemerintah, kata Widya, pihaknya akan turut berperan mewujudkan misi Pemerintah Daerah Maluku, salah satunya adalah mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang profesional, kreatif mandiri dan berprestasi.

Untuk mewujudkan misi tersebut, maka  disusun beberapa opsi yakni.  Pertama, meningkatkan pembentukan karakter keluarga melalui penghayatan Pancasila, penggotong royongan dan keadilan gender.

Kedua, meningkatkan pendidikan dan ekonomi keluarga. Ketiga, meningkatkan ketahanan keluarga melalui pemenuhan pangan, sandang dan perumahan tinggal layak huni.

Keempat, meningkatkan kesehatan keluarga, pelestarian lingkungan hidup serta perencanaan sehat. Dan kelima, meningkatkan pengelolaan gerakan PKK melalui kegiatan pengorganisasian dan peningkatan SDM.

Selain itu, kata dia, TP PKK akan mendorong dalam mengintensifkan kembali posyandu dalam rangka memaksimalkan pelayanan kesehatan bagi balita.

“Ada 85.479 balita yang membutuhkan pelayanan. Dan data  menunjukkan Posyandu aktif hanya 33,8 persen. Ini tentunya membuktikan pemberdayaan masyarakat masih rendah di Maluku,” paparnya.

Untuk mendukung hal tersebut, lanjutnya, sebagai Duta Parenting dan Ketua TP PKK, ada dua target utama yang akan dilakukan yaitu pengaturan dan penguatan peran Kelompok Kerja Operasional Posyandu, serta melakukan pelatihan pada Posyandu.

Dalam Webinar dengan tema “Cegah Stunting Untuk Generasi Berkualitas” itu, Widya juga mengucapkan terima kasih, telah diberi kesempatan oleh panitia untuk berpartisipasi dalam acara penting tersebut dalam rangka berbagi informasi perihal penanggulangan Stunting di Maluku.

Dalam webinar ini, Widya didampingi Ketua DWP Maluku Nurhayati Jasin Selang bersama para pengurus, Kepala Perwakilan BKKBN Maluku Renta Rego, Kadis Kesehatan Meikyal Pontoh, Kadis Kelautan dan Perikanan Abdul Haris dan Kadis Sosial Sartono Pining.

Hadir secara virtual, Ketua Umum Dharma Wanita Persatuan (DWP) Indonesia Kumolo Ibu Erni Tjahjo Kumolo,  Ketua DWP BKKBN Pusat Dwikisworo Setyowireni, Kepala BKKBN RI Hasto Wardoyo, Ketua Badan Pengurus Pusat Aku Sejahtera Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi dan Deputi Lalitbang BKKBN RI M Rizal Martua Damanik. Sementara Wakil Ketua I DWP BKKBN Fitriana Saryanti bertindak sebagai Moderator. (BB-YP).