Kopi Bacarita ini bertemakan Meyatukan Pikiran dan Langkah Jazirah Lebih Baik. Hadir sebagai pembicara masing-masing, Anggota DPRD Provinsi Maluku, Ruslan Hurasan, Wakil Ketua CPJL, Daniel Makatita, Ketua Koalisi Bersama Rakyat (Kobar) dan Kabi, serta Ketua Umum Hetu Upu Ana, Alteredik Sabandar.
Agus Sudibyo, anggota Dewan Pers yang juga Ketua Tim Kerja FJPP mengatakan, animo jurnalis untuk mengikuti program ini sangat tinggi, terlihat dari pendaftar yang mencapai 4.963 orang sejak registrasi dibuka pada 3 Oktober 2020.
Mengandalkan media siber sebagai sumber terpercaya, cepat, dan akurat, Sinar Mas donasikan obat herbal kepada para jurnalis.
Usai melakukan pengamanan unjuk rasa penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja, Kapolda Maluku, Irjen Pol. Baharudin Djafar menemui warga yang tinggal di sekitaran kampus Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Selasa (13/10/2020).
Kelompok pemuda yang tergabung dalam Aliansi Taniwel Raya (ANTARA) kembali menggelar demonstrasi menolak rencana pengolahan tambang marmer oleh PT Gunung Makmur Indah di kawasan Taniwel Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB).
Kali ini ratusan mahasiswa dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon, kembali menggelar unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Maluku. Mahasiswa datang untuk meminta Gubernur Maluku, Murad Ismail menandatangani surat pernyataan sikap penolakan Omnibus Law.
Ajakan ini merupakan salah satu poin pesan yang disampaikan Wagub Maluku Barnabas Orno saat menghadiri acara doa bersama Salam Sarane Bersatu yang digelar Komunitas Maluku Satu Rasa (M1R) di Gedung Aula SPMA, Passo, Senin (12/10/2020) malam.
Kebijakan WFH ini membuat sejumlah kantor pemerintahan di dalam kota Namlea, sejak pagi terlihat sepi dari hari biasanya. Hanya satu dua pegawai saja yang datang sebentar dan pulang lagi ke rumah.
Selain aksi dilakukan di DPRD Kota Tual, aksi serupa juga berlangsung di Kantor Walikota Tual yang dilakukan puluhan orang dari Aliansi Serikat Kerja yang dikordinir oleh Afandi Latar. Para demonstran juga melangsungkan aksi demo dengan membakar ban-ban bekas di beberapa titik.
Tema-tema seperti ini memang dinilai terus disuarakan karena di berbagai sosial media (sosmed), masih ada opini-opini yang berkembang untuk menggiring masyarakat, agar tidak mau menerima pesan-pesan perdamaian.