Dampak Tol Laut di Kabupaten SBT Tidak Maksimal, Jadwal Kapal Terlalu Lama
BERITABETA.COM, Bula — Program tol laut yang dijalankan Pemerintah Pusat [Pempus] yang menyinggahi Kabupaten Seram Bagian Timur [SBT] dinilai belum maksimal.
Hal ini terkait dengan peningkatkan distribusi Sembilan Bahan Pokok [Sembako] ke daerah tersebut.
Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan [Diskoperindag] Kabupaten SBT Adam Rumbalifar mengatakan program tol laut yang pertamakali masuk di Pelabuhan Sesar, Kota Bula pada 7 Februari 2022 lalu itu seharusnya membawa dampak yang positif terhadap pengendalian harga pasar.
"Armada Tol Laut sampai hari ini hanya satu bulan satu kali pelayaran untuk ada di Kabupaten SBT," ungkap Adam Rumbalifar kepada wartawan di ruang kerjanya, Selasa (24/5/2022).
Ia menjelaskan dengan rute dan jatah kontener sebanyak 13 unit ini dipastikan setiap distributor utama di kota penghasil minyak bumi itu hanya mendapat sekitar 1 atau 2 kontener.
"Tidak masuk di logika kalau kemudian 2 kontener barang itu bisa dijual dalam jangka waktu 2 bulan atau 1 bulan," bebernya.
Sebagai perhatian serius Pemerintah Daerah [Pemda] untuk mencari solusi, dia berjanji dalam waktu dekat ini Diskoperindag SBT akan menyampaikan hal tersebut kepada Kementerian Perdagangan untuk diusulkan ke Kementerian Perhubungan sebagai pihak pengelola tol laut.
Harapannya agar kabupaten yang dipimpin Bupati dan Wakil Bupati [Abdul Mukti Keliobas dan Idris Rumalutur] itu punya satu pelayaran khusus dengan rute Surabaya - Bula dan Bula - Surabaya.
"Kalau satu pelayaran khusus dengan banyaknya 54 kontener maka kita bisa menekan harga kebutuhan pokok di SBT, termasuk minyak goreng. Karena dengan harapan tol laut, salah satu keuntungan yang bisa didapat dari seluruh distributor yang ada di Kota Bula adalah biaya operasional yang memang kita tekan lewat tol laut ini," pungkasnya (*)
Pewarta : Azis Zubaedi