Deteksi Dini, YPM Siapkan Skrining HIV Mandiri Gratis bagi Masyarakat Maluku
BERITABETA.COM, Ambon - HIV atau human immunodeficiency virus sudah menghantui populasi dunia lebih dari tiga dekade ke belakang. Virus penyebab penyakit acquired deficiency syndrome [AIDS] ini diperkirakan telah memakan hampir 33 juta jiwa.
Termasuk Maluku berdasarkan data yang dilansir Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Provinsi Maluku tahun lalu di provinsi ini sedikitnya ada sebanyak 3.134 penderita HIV yang terdata pada 2015 hingga 2020.
Dari total yang ada, diketahui pengidap HIV berjenis kelamin pria mencapai 1.694 orang, sedangkan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 1.440 orang.
Kabar baiknya, di Provinsi Maluku, khususnya Kota Ambon saat ini sudah ada Skrining HIV Mandiri Gratis yang disiapkan Yayasan Pelangi Maluku (YPM).
Skrining HIV Mandiri, Oral Fluid Test (OFT) disiapkan secara gratis bagi masyarakat Maluku, terutama yang ada di Kota Ambon.
“Skrining HIV Mandiri ini tidak menggunakan jarum suntik tetapi menggunakan alat tes yang sangat sederhana dan bisa dilakukan oleh siapa saja, dimana saja, dan hasilnya langsung bisa dilihat 10 - 20 menit. Alat ini sendiri baru di-launching secara nasional pada Maret 2022 dan kami sudah mulai melakukan skrining sejak awal April,” kata Direktur Yayasan Pelangi Rossa Pentury saat Briefing Media bertajuk 'Vaksinasi Covid 19 dan Imunisasi Rutin di Provinsi Maluku', Selasa (12/04/2022).
Dalam kegiatan yang berlangsung di Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, itu Rossa Pentury bersama stafnya, ikut memperkenalkan dan memperagakan secara langsung penggunaan alat tersebut kepada peserta briefing.
Dikatakan, Skrining HIV Mandiri ini dirujuk oleh Kementerian Kesehatan RI untuk menjangkau komunitas resiko tinggi yang takut dengan jarum suntik. Dengan alat ini, diharapkan semakin banyak masyarakat memeriksakan diri untuk memastikan kesehatannya.
Keunggulan alat ini, kata Pentury, alat ini Skrining HIV Mandiri sangat mudah dipergunakan dengan tingkat akurasi yang tinggi, 90 persen. Alat ini dapat menjangkau kelompok populasi kunci yang masih tersembunyi.
“Biaya alat tesnya cukup mahal Rp 1,2 juta, tetapi Kementerian Kesehatan telah menyiapkan begitu banyak anggaran negara untuk menyediakan alat ini yang nantinya akan terdistribusi ke seluruh Indonesia,” beber Pentury.
Untuk itu, ia menghimbau kepada masyarakat, khususnya kelompok beresiko, agar bersedia melakukan Skrining HIV Mandiri gratis dengan menghubungi staf Yayasan Pelangi Maluku atau ke kantor yayasan di Kawasan Amahusu Nusaniwe.
“Jika hasil skrining terdapat dua garis, berarti reaktif dan bisa langsung dirujuk ke layanan klinik,” jelasnya.
Terkait stok alat Skrining HIV Mandiri di YPM, Pentury mengaku stoknya masih terbatas, namun jika permintaan banyak, pihaknya dapat meminta lagi ke Kementerian Kesehatan.
“Yang sudah menggunakan sampai saat ini sekitar 60 lebih. Ada yang hasilnya reaktif 4 orang dan langsung dirujuk. Kami berharap semakin banyak yang melakukan tes semakin baik, mengingat kasus HIV di Indonesia saat ini semakin tinggi,” tutup Pentury (*)
Editor : Redaksi