BERITABETA.COM, Ambon – Kota Ambon kembali menegaskan eksistensinya sebagai City of Music di panggung global melalui berbagai langkah strategis yang mengintegrasikan musik dalam pembangunan berkelanjutan.

Kali ini Ambon Music Office (AMO) secara resmi mengumumkan rencana penyelenggaraan Festival Musik Internasional yang akan digelar pada Oktober 2025.

Direktur AMO, Ronny Loppies kepada wartawan di Ambon mengatakan, festival bergengsi ini akan mempertemukan musisi dan pemangku kepentingan dari 12 negara dalam tiga rangkaian utama.

Antaranya, pertunjukan Musik Internasional, Asia Music Cities Forum yang mempertemukan jejaring kota-kota musik di Asia, serta Resital Musik Pelajar yang melibatkan sekolah-sekolah lokal dalam program “Musik untuk Pendidikan.”

Loppies menjelaskan, pengakuan Ambon sebagai kota musik dengan predikat “Excellent” dari UNESCO Creative Cities Network (UCCN) periode 2020–2024 merupakan momentum untuk melangkah lebih jauh.

“Ini bukan sekadar prestasi simbolik, tetapi pemicu gerakan nyata yang melibatkan seluruh elemen kota,” ujarnya pada Senin (30/6/2025).

Menurut Ronny, musik kini tidak hanya menjadi identitas budaya, tetapi juga instrumen sosial, pendidikan, dan ekonomi yang relevan dengan isu-isu global.

Sejalan dengan semangat itu, Ambon juga tengah mempersiapkan peluncuran program MUDaKu 2025 (Musik untuk Dunia dan Kemanusiaan), yang akan mengangkat tema-tema strategis seperti aksi iklim, perdamaian, dan pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) untuk pelestarian budaya.

Ronny juga menekankan pentingnya partisipasi aktif Kota Ambon dalam forum-forum global seperti pertemuan tahunan UCCN sebagai bagian dari diplomasi budaya dan pembangunan berkelanjutan.

Ia berharap agar Pemerintah Kota Ambon dapat terus memberikan dukungan konkret terhadap berbagai program strategis ini.

“Dengan kolaborasi lintas sektor yang inovatif, Ambon tak hanya menjadi pusat kreativitas musikal dunia, tetapi juga menjadikan musik sebagai alat transformasi kota yang inklusif, humanis, dan berkelanjutan menuju pencapaian SDGs 2030,” tutupnya (*)

Pewarta: Febby Sahupala