BERITABETA, Ambon – Upaya penertiban arus lalu lintas (Lalin) di wilayah Kota Ambon sepertinya belum memuaskan bagi warga kota. Hampir setiap hari perjuangan mengurai  kemacetan kendaraan dilakukan di sejumlah tempat.

Tapi sepertinya, macet telah menjadi langganan harian di Kota Ambon, terutama pada ruas-ruas jalan utama di Kota Ambon. Jalur macet dijumpai di wilayah Jalan Jenderal Sudirman, Batumerah, Mardika, depan Citra, dan kini Tantui depan Maluku City Mall (MCM).

Ironisnya, berkali-kali usaha Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Ambon  mengurai kemacetan tak kunjung membuahkan hasil.

Warga menilai usaha Dishub Ambon untuk membuka kelancaran arus lalulintas, tidak professional  dilakukan.

“Coba lihat saja berbagai usaha yang dilakukan, apakah sudah membuahkan hasil?. Ini sama halnya dengan tidak professional”tandas  Harun, salah satu penggendara kendaraan roda dua yang ditemui beritabeta.com, Kamis sore (27/09/18).

Harun mengatakan, sejumlah cara  sudah dilakukan, salah satunya mengubah rute kendaraan angkutan umum, memasang tanda larangan, meski ada tanda larangan yang dibuat jadi sumber pendapatan, tapi semua itu nihil.

“Harusnya yang diperhatikan adalah jumlah kendaraan di Kota Ambon yang kian hari menjamur. Mana yang menjadi kewenangan Pemkot Ambon itulah yang ditata.   Sebab, kepadatan kendaraan baik roda dua maupun roda empat  di kota ini, makin menumpuk, sehingga kemacetan tidak bisa dihindari,”tandasnya.

Wakil Ketua DPRD Kota Ambon, Rustam Latupono, menilai, uji coba rekayasa yang sering dilakukan oleh Dishub Kota Ambon Gagal lantaran sekian kali dilakukan rekayasa Lalin itu tidak ada kesimpulan yang dilaksanakan secara baik.

“Rekayasa Lalin ini kan sudah seringkali dilakukan oleh Dishub. Anehnya, justru dilakukan berulang-ulang tapi tidak ada hasilnya. Untuk itu, saya menilai bahwa apa yang dilakukan Dishub Kota Ambon ini gagal,” tegas Rustam, saat dikonfirmasi secara terpisah di Kantor DPRD Kota Ambon.

Bagi dia, tidak perlu diadakan ujicoba rekayasa, namun harus dikembalikan pada jalur awalnya. Di mana pada jalur yang awal itu berjalan lancar dan telah ditutup itu harus kembali di buka. Karena pada jalur yang ditutup itu sebelumnya tidak terlalu macet.

Dan ketika ditutup, terjadi penumpukan lagi pada satu titik. “Bagaimana bias dapat mengurai kemacetan jika jumlah kendaraan semakin bertambah, tidak ada penambahan jalan, kemudian beberapa titik jalur ditutup  jalur jalan ditutup. Alhasilnya, mengurai di titik lain, menambah beban kemacetan dititik yang lain.” Pada jalur Belakang Soya menuju Karang Panjang sebelumnya berlaku dua jalur, kini telah ditutup menjadi satu jalur.

Kata Rustam, itu salah satu penyebab tertumpuknya kendaraan di jalan D. I Panjaitan dan jalan W.R Supratman hingga ke kawasan Batu Merah.

“Jadi, tidak usah lagi dilakukan uji coba rekayasa Lalin.  Rekayasa Lalin sudah selesai, karena uji coba ke uji coba tidak ada hasil. Jalur Belakang Soya menuju Karang Panjang itu harus dibuka, agar mengurangi beban  kendaraan pada titik tertentu,” usulnya. (BB/ DP)