BERITABETA, Ambon – Wakil Gubernur (Wagub) Maluku, Zeth Sahuburua mengajak sebanyak 16  siswa asal Darwin High School (DHS) Australia untuk belajar tentang damai di Maluku. Kedatangan para siswa ini ke Maluku selain untuk melihat suasana kependudukan dan budaya, mereka tentu juga ingin mendalami sejarah Maluku, yang memiliki hubungan langsung dengan Australia, salah satunya tentang keberadaan makam Australia di Kota Ambon.

Dalam kunjungan ke Kantor Gubernur Maluku, para siswa tersebut disambut oleh Staf Ahli Gubernur Maluku, Bidang Kemasyarakatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Halim Daties, di ruang rapat Kantor Gubernur Maluku, Lt II, Kamis (27/09/18).

Halim ketika membacakan sambutan Wakil Gubernur Maluku, Zeth Sahuburua, mengajak para siswa dan guru dari DHS Australia, untuk bisa belajar tentang perdamaian antar masyarakat di Maluku. Sebagai daerah yang pernah dilanda konflik kemanusiaan, Maluku bisa kembali pulih lewat kehidupan warga yang memiliki hubungan persaudaraan antar sesama, dalam pelbedaan agama.

“Rasanya mustahil bila membayangkan Maluku saat konflik, dan bisa kembali pulih seperti saat ini. Semua itu terjadi, karena masyarakatnya yang luar biasa. Masyarakat memiliki kesadaran tinggi untuk bangkit dalam kehidupan yang rukun, aman dan damai,”ungkap Wagub seperti yang dibacakan Halim.

Jauh sebelum itu, kata Wagub,  warga di Maluku sejatinya telah memiliki hubungan persaudaraan, meski berbeda-beda dalam keyakinan, dan hubungan masyarakat Maluku ini, tidak akan dijumpai pada daerah lainnya di Indonesia, bahkan dunia.

“Kata kunci pembangunan perdamaian di Maluku adalah kesadaran persaudaraan yang semakin kuat,” kesan Halim.

Sementara untuk Australia dan Maluku, menurut Daties, selain bertetangga, karena beberapa wilayah berbatasan langsung dengan Maluku, juga kedua daerah ini memiliki hubungan yang cukup erat, sejak zaman dulu. Sebab itu, ada salah satu program pemerintah daerah, yang dikenal dengan pelayaran Ambon-Darwin.

Hubungan masyarakat dengan Maluku dengan Australia juga sangat dekat, termasuk dengan pemerintahnya yang sudah teken kerjasama sejak dulu. Misalnya, beberapa event internasional telah dilakukan bersama, salah satunya lomba perahu Layar Darwin-Ambon yang dilaksanakan secara reguler.

“Semoga kunjungan saat ini bisa semakin memperkaya pengetahuan ade-ade dan bertular informasi tentang Maluku dan Australia.”

Sementara itu, Kepala Bidang SMK, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku, Gatot, mengatakan pertukaran siswa ini sudah berjalan selama 2 tahun dan digagas oleh Kepala Sekolah SMK negeri 1 Ambon dan bentuk pertukaran siswa ini bukan hanya dalam bentuk akademi saja tetapi yang terpenting adalah soal budaya.

Kata dia, 16 siswa dari Darwin ini bukan hanya diperkenalkan dalam proses belajar mengajar di sekolah saja saja, tetapi akan berbaur dengan masyarakat, yang mana setiap pelajar akan mendapat orang tua asuh yang tersebar di kota Ambon.

“Dengan demikian, selama seminggu di kota Ambon para siswa Darwin ini akan berbaur dengan masyarakat, sehingga dapat mempelajari tentang budaya dan perilaku orang Ambon sehari-harinya,” tandasnya.

Ia berharap agar program ini dapat dipertahankan sebagai pengayaan kepada anak- anak didik SMK Negeri 1 Ambon. (BB/DP)