BERITABETA.COM, Namlea – Selain rutin melaksanakan kegiatan pembinaan kepribadian melalui kegiatan kerohanian setiap selasa, kamis, dan, jumat, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Namlea juga memberikan ruang bagi warga binaan dalam mengakses ilmu pengetahuan dengan pembinaan literasi yang dilaksanakan  setiap hari di perpustakaan Lapas Namlea, Selasa (7/10). 

Kepala Lapas Namlea, Muhammad M. Marasabessy menyampaikan perpustakaan merupakan sarana pendidikan yang berperan dalam mendukung program pembinaan untuk memperkuat budaya baca dan kecakapan literasi warga binaan. “Perpustakaan adalah fasilitas yang kami sediakan bagi warga binaan agar mereka bisa meningkatkan dan memperluas pengetahuannya melalui buku-buku bacaan yang kami sediakan,” tutur Marasabessy. 

Sebagai salah satu hak warga binaan dalam mendapatkan layanan informasi sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Pemasyarakatan khususnya pada pasal 9 huruf c, ia berkomitmen untuk terus meningkatkan layanan perpustakaan kepada warga binaan. Sebelumnya, pihaknya juga sudah mengajukan permohonan usulan penerima bantuan bahan bacaan bermutu Tahun 2026 dari Perpustakaan Nasional RI. 

“Kami sudah ajukan usulannya, dan kedepan kami juga akan berencana menjalin koordinasi dengan pihak Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah setempat untuk mendapatkan bantuan pinjam pakai buku bacaan,” tambahnya. 

Sementara itu, Kepala Subseksi Pembinaan, Mustafa La Abidin menjelaskan saat ini perpustakaan Lapas Namlea didirikan tepat di bagian tembok lapas di gedung berukuran 6 x 6 m2 dan dikelola pemuka pendidikan dari warga binaan. Perpustakaan ini memiliki 892 eksemplar buku dengan berbagai jenis seperti karya ilmiah, buku keagamaan, novel, biografi, tafsir, kamus, atlas, dan majalah. 

“Perpustakaan ini dibuka setiap hari untuk melayani warga binaan yang ingin membaca. Kami juga mewajibkan setiap warga binaan dari tiga blok hunian untuk membaca minimal satu buku per hari sebagai bentuk kegiatan positif di sela-sela aktivitas mereka,” terang Mustafa.

Pemuka pendidikan Lapas Namlea, Husni, menjelaskan rata-rata perpustakaan dikunjungi belasan warga binaan per harinya. “Setiap hari, perpustakaan bisa dikunjungi hingga 15 orang. Bahkan, beberapa warga binaan meminjam buku untuk dibaca di dalam blok,” ungkapnya (*)

Pewarta : Art