BERITABETA.COM, Ambon – Pemberlakukan dokumen ekspor yang  diterbitkan di kota Ambon terus memicu peningkatan ekspor hasil laut ke manca negara. Salah satu komoditas unggulan Maluku ikan tuna. Di pekan terakhir Maret 2019, Provinsi Maluku kembali mengekspor sebanyak 10 ikan tuna segar ke Negara Jepang, menyusul makin tingginya permintaan.

Kepala Dinas Perindag Maluku, Elvis Pattiselanno di Ambon, Sabtu (30/3/2019) mengatakan peningkatan ekspor Maluku terjadi sejak awal Januari hingga pekan terakhir Maret 2019 sudah mencapai 5 juta dolar AS. “Itu berarti mencapai 50 persen dari total nilai ikan tuna  Maluku yang dikembangkan pada Februari 2018,” katanya.

Peningkatan volume maupun nilai ekspor ikan Maluku ini, seiring pemberlakukan dokumen ekspornya diterbitkan di Ambon. “Jadi tidak lagi ikan diantarpulaukan ke Makassar, Sulawesi Selatan atau Surabaya, Jawa Timur, Bali maupun Jakarta, selanjutnya dilabel asal daerah ekspor bukan label daerah asal produksi ikan sehingga Maluku mengalami kerugian besar,” katanya.

Investor, kata dia,  kini  memanfaatkan jasa maskapai penerbangan Garuda Indonesia yang transit di Jakarta, menyusul kebijakan Pemprov Maluku melalui tim peningkatan ekspor Maluku yang dilantik Gubernur Said Assagaff pada 8 November 2018.

Tim peningkatan ekspor  Provinsi Maluku dimaksud diketuai Asisten III Setda Maluku, Zulkifli Anwar beranggotakan Dinas Perindag , Dinas Kelautan dan Perikanan , Dinas Pertanian, Badan Karantina Ikan, Bea dan Cukai, PT Pelindo, PT Angkasa Pura, Bank Indonesia Perwakilan Ambon, dan pihak-pihak terkait lainnya.

Selain itu, kata Elvis, penerapan pelayanan ekspor juga diberlakukan dengan sistem 247. Artinya semua pihak siap memberikan pelayanan selama 24 jam dalam sehari dan tujuh hari dalam seminggu tanpa libur, hingga produk ekspor tiba di negara tujuan.

Sistem pelayanan ini juga menjamin seluruh dokumen ekspor yang dibutuhkan dapat diselesaikan dalam waktu cepat, termasuk saat barang akan diberangkatkan melalui pelabuhan Yos Sudarso Ambon maupun Bandara internasional Pattimura menuju negara tujuan.

Diakuinya, para eksportir saat ini sedang menjajaki pangsa pasar di Eropa maupun Amerika Serikat agar meningkatkan nilai ekspor, baik volume maupun nilainya.

“Pastinya, kualitas ekspor ke Amerika maupun Eropa haruslah kualifikasi A karenanya ketat peraturan di sana,” ujar Elvis.

Selain itu, lanjutnya, terobosan ekspor juga dilakukan terhadap pada komoditas laut lainnya seperti kepiting bakau hidup asal kabupaten Kepulauan Aru ke negara tujuan Malaysia dan Singapura.

Kepiting bakau hidup ini dipasok dari Dobo, ibu kota Kabupaten Kepulauan Aru yang memiliki populasi jenis biota laut non ikan melimpah.

“Jadi UD Putri Desi selaku eksportir memasoknya dari Dobo, ibu kota Kabupaten Kepulauan Aru ke Bandara internasional Pattimura, selanjutnya diekspor langsung ke Malaysia dan Singapura melalui Jakarta,” paparnya (BB-DIO)