BERITABETA.COM, Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kembali memutuskan untuk melanjutkan proyek pembangunan Bendungan Wae Apo di Kabupaten Buru, Provinsi Maluku.

Bendungan yang ditargetkan rampung di akhir tahun 2024 ini, belum juga tuntas dikerjakan oleh kontraktor PT Hutama Karya-Jakon, KSO.

Padahal, di akhir tahun 2023 lalu, Deputi I Kantor Staf Presiden (KSP)  Febry Calvin Tetelepta (FCT) telah melakukan kunjungan ke lokasi bendungan dan menargetkan Bendungan Wae Apo akan diresmikan sebelum masa jabatan Presiden Jokowi berakhir.

Dalam kunjungan itu,  FCT ikut didampingi Kasubdit Direktur Jenderal Bina Marga dan Direktur Pembangunan Jalan, Zamzami dan Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Maluku, Bambang Widyarta, FCT melihat langsung progres pembangunan bendungan yang ditargetkan mampu menampung air hingga 50,05 juta meter kubik itu.

Bendungan Wae Apo merupakan salah satu dari 10 bendungan yang akan diteruskan pembangunannya pada tahun depan.

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, pada rapat kerja dengan Komisi V DPR, Rabu (18/9/2024) memastikan kelanjutan pembangunan proyek tersebut.

"Itu sudah menjadi program Kementerian PUPR," ujarnya.

Bendungan ini didirikan di atas lahan seluas 422,08 hektar dan di sekitar bendungan juga akan dibangun jaringan interkoneksi.

Wae Apo dibangun dengan mengadopsi tipe zonal urugan inti tegak dengan tinggi mencapai 72 meter. Kemudian lebar puncak 12 meter dan panjang puncaknya 490 meter, dengan luas daerah genangan 235,10 hektare.

Nilai kontrak pembangunan Bendungan Way Apu tercatat sebesar Rp2,08 triliun yang dikerjakan dalam dua paket. Paket pertama berupa konstruksi bendungan utama senilai Rp1,07 triliun dan paket berikutnya konstruksi bendungan pelimpah sebesar Rp1,013 triliun.

Selain Way Apu, Kementerian PUPR juga akan melanjutkan pembangunan sembilan bendungan lain pada 2025. Di antaranya Bendungan Bagong (Jawa Timur), Bener (Jawa Tengah), Budong-Budong (Sulawesi Barat), serta Cibeet dan Cijurai (Jawa Barat).

Kemudian Bendungan Karangnongko (Jawa Timur), Kedunglanggar (Jawa Tengah), Manikin (Nusa Tenggara Timur), dan Tiga Dihaji (Sumatra Selatan). Pekerjaan konstruksi bendungan-bendungan tersebut dilakukan BUMN karya seperti Pembangunan Perumahan, Adhi Karya, dan Hutama Karya (*)

Editor : Redaksi