Gelar Demo di Ambon, Mahasiswa Papua Minta TNI/Polri Ditarik dari Nduga Papua
BERITABETA.COM, Ambon – Puluhan mahasiswa asal Papua menggelar aksi damai meminta pemerintah menarik aparat TNI/Polri dari Kabupaten Nduga, Papua. Aksi damai ini berlangsung di Bundaran Tugu Leimena, Desa Poka, Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon, Jumat (18/1/2019).
Aksi demo puluhan mahasiswa yang menamakan diri Front Persatuan Rakyat dan Mahasiswa Anti Militerisme (FPRMAM) ini, berlangsung pada pukul 10.15 Wit dan dipimpin oleh kordinator lapangan Herman Gibran dan pengangungjawab Abner Hologo.
Unjuk rasa ini merupakan seruan aksi serentak Nasional ‘Save Nduga-Papua’. Dalam aksi tersebut para pengunjuk rasa membawa pamflet yang bertuliskan : TNI/Polri hentikan pengejaran pembunuhan dan penyerangan terhadap rakyat sipil Papua di Nduga. TNI/Polri wajib menjamin hak hidup masyarakat sipil Nduga Papua.
Jokowi – JK hentikan pembohongan publik terkait kasus Nduga melalui media mainstream. Dan berikan akses bagi jurnalis independen internasional dan nasional west Papua terlebih khusus Nduga.
Dalam aksi tersebut, kordinator lapangan Herman Gibran juga membacakan pernyataan sikap yang berisi sejumlah poin terkait keberadaan aparat TNI/Polri di Nduga, Papua. Poin tuntutan itu antaranya, meminta, aparat gabungan TNI/Polri wajib menjamin hak hidup masyarakat sipil Nduga-West Papua. TNI/Polri segera menghentikan pengejaran, pembunuhan dan penyerangan terhadap rakyat sipil di Nduga, Papua.
Selanjutnya, pengunjuk rasa juga meminta berikan akses bagi jurnalis indenpendent, internasional dan nasional di West Papua terlebih khususnya Nduga. Tarik TNI/Polri organik maupun non organik dari seluruh tanah West Papua terutama di Nduga.
Meminta PBB segera membuat tim investigasi indenpenden dalam menangani seluruh pelanggaran HAM yang terjadi di West Papua dan khususnya Nduga. Dan yang terakhir meminta rezim Jokowi – JK segera menghentikan pembohongan publik terkait kasus Nduga melalui media meinstream.
“Kami akan terus melakukan perlawanan terhadap segala bentuk penjajahan dan penindasan rakyat dan bangsa West Papua terutama Nduga. Salam pembebasan Nasional Papua Barat,” teriak Herman Giban usai membacakan 8 poin tuntutan itu.
Aksi unjuk rasa Front Persatuan Rakyat dan Mahasiswa Anti Militerisme, berakhir pada pukul 10.55 Wit. Usai pembacaan pernyataan sikap para pengunjuk rasa kemudian membubarkan diri dan kembali ke dalam kampus (BB-DIA)