BERITABETA.COM, Ambon – Salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Internasional berhasil menghijaukan puluhan hektar wilayah pantai di Kecamatan Huamual, Kebupaten Seram Bagian Barat (SBB) Maluku. Mereka menanam sebanyak 540 ribu anakan mangrove selama 9 bulan.

Proyek rehabilitasi pantai yang disponsori Eden Reforestation Projects ini melibatkan ratusan warga Dusun Uhe, Desa Iha Kecamatan Huamual, Kabupaten SBB sebagai pekerja yang setiap bulannya mampu  menanam sebanyak 60 ribu anakan mangrove di kawasan tersebut.

Koordinator Eden Projects di Dusun Uhe, Desa Iha, Khairul Kaisupy yang dihubungi beritabeta.com, Jumat (25/10/2019) mengatakan,   Eden Projects merupakan sebuah program  yang dicetuskan LSM berbasis  nirlaba yang misinya  menyediakan lapangan kerja berupah yang adil bagi penduduk desa miskin sebagai agen pemulihan hutan global.

Warga Dusun Uhe saat Menanam Mangrove di lokasi reboisasi

“Jadi misinya selain penghijauan hutan juga untuk mempekerjakan  masyarakat termiskin untuk tumbuh, menanam, dan menjaga hutan spesies asli yang jatuh tempo dalam skala besar,” tandasnya.

Menurutnya, untuk Provinsi Maluku proyek ini baru ada di Kabupaten SBB dengan lokasi reboisasi mengambil lokasi di Dusun Uhe, Desa Iha.  Dan target yang akan dicapai adalah menanam 1 juta pohon mangrove di pantai Dusun Uhe dan sekitarnya.

“Saat ini sudah jalan 9 bulan proyek reboisasi ini dengan capaian sebanyak 540 ribu anakan mangrove yang sudah ditanam oleh warga,” katanya.

Dijelaskan, dilatari misi mensejahterakan masyarakat ini, maka proses pekerjaan proyek reboisasi ini seluruhnya melibatkan masyarakat di Dusun Uhe.  Mulai dari penyediaan bibit mangrove hingga penanaman.

“Jadi setiap bulan ada 60 ribu anakan mangrove yang berhasil ditanam warga. Setiap warga dibayar per tiga hari sebesar Rp. 1 juta ,” ungkap Kaisupy.

Kaisupy menjelaskan, kehadiran program ini cukup membantu peningkatan ekonomi masyarakat setempat, karena warga sekitar dapat secara langsung menikmati upah yang diberikan pihak LSM. Tentunya, juga diharapkan masyarakat dapat sekaligus menjadi pihak yang berkepentingan menjaga dan memelihara lingkungannya.

Konsep peleksanaan kegiatan reboisasi ini dilakukan dengan cara bergelir setiap harinya. Jadi semua warga dusun dan desa akan merasakan manfaatnya secara langsung.

Saksikan Juga Video di Bawah Ini :

“Kita punya target setiap hari per orang dapat menanam sebanyak 500 anakan mangrove. Namun ada juga yang melebihi target itu. Jadi kalau sesuai standar 500 anakan yang ditetapkan, maka setiap tiga hari warga diupah Rp. 1 juta,” ungkapnya.

Hal yang sama juga diberlakukan kepada warga yang memilih menyediakan anakan magrove, dengan mangambil bibit di sekitar lokasi pantai.  “Alhamdulillah, sebagain besar bibit yang ditanam berhasil hidup,” jelasnya. 

Terkait target 1 juta pohon, Kaisupy menambahkan, kawasan pantai di Kecamatan Huamual masih luas dan masih bisa memenuhi target yang ditetapkan.

“1 tahun kita tergetkan 1 juta pohon bisa tercapai,” katanya. 

Seperti dikutip di website resmi edenprojects.org menyebutkan,  tujuan program pada skala dunia hingga  tahun 2025, akan mampu menanam minimal 500 juta pohon setiap tahun dan menawarkan harapan melalui mempekerjakan puluhan ribu orang di negara-negara di mana kemiskinan ekstrem merajalela.

Dengan menjaga biaya overhead rendah, program ini  diakui sebagai salah satu proyek reboisasi paling hemat biaya di planet ini. Sementara tujuan utama  adalah untuk mengangkat orang keluar dari kemiskinan ekstrim, juga telah menjadi model untuk pemulihan lingkungan dan pengelolaan lahan.

Khusus untuk Indonesia, Proyek Reboisasi Eden mulai berjalan sejak 2017. Terdapat lima lokasi restorasi yang dibuka di Pulau Biak dan sejak mulai, 1,7 juta pohon yang ditanam.

Pada tahun 2019, pekerjaan Eden di Indonesia akan diperluas ke Pulau Yapan dan daratan Papua. Dengan target 2019 ini proyek ini akan mampu menanam hingga 8,0 juta lebih banyak pohon di Indonesia dalam satu tahun produksi.

Hal ini juga dijadikan sebagai  hotspot keanekaragaman hayati, sebagai  kebutuhan mendesak untuk memulihkan sistem hutan vital melalui Nation Island.

Konsep Eden Reforestation Projects dimulai di Ethiopia pada tahun 2004 di bawah kepemimpinan Dr. Stephen Fitch. Produk dari seorang pekerja asuhan yang dibesarkan, Dr. Stephen Fitch telah tumbuh dalam “budaya dunia ketiga” di Filipina dan memahami dinamika kemiskinan yang dapat dengan mudah menyalip dan menghancurkan kehidupan masyarakat.

Sementara di Ethiopia, Dr. Fitch menyaksikan desa-desa yang telah dihancurkan oleh deforestasi. Banyak penduduk desa, yang telah dibesarkan secara turun-temurun di daerah-daerah ini, sekarang diancam dengan relokasi ke kamp-kamp pengungsi setelah penggundulan hutan secara radikal. “Eden Reforestation Projects” diluncurkan untuk mencoba membalikkan kerusakan lingkungan yang berdampak negatif bagi keluarga dan budaya lokal. (BB-dhino pattisahusiwa)