BERITABETA.COM, Ambon — Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon bersama Indosat dan Global System for Mobile Communicatipn Associatuon (GSMA) menggelar sosialisasi Digitalisasi Konservasi Mangrove di Aula Lantai II Rektorat Unpatti, Senin (1/7/2024).

Rektor Unpatti Ambon, Prof. Dr. Fredy Leiwakabessy dalam sambutannya saat membuka kegiatan tersebut menerangkan, digitalisasi konservasi mangrove merupakan hal yang sangat penting dalam konteks perubahan iklim yang memberikan dampak besar bagi perekonomian, stabilitas kawasan dan ketahanan pangan.

Leiwakabessy mengungkapkan, hal tersebut yang membuat hampir seluruh dunia memberikan perhatian khusus bagi kelestarian mangrove.

"Digitalisasi Konservasi Mangrove merupakan hal yang sangat penting dalam konteks perubahan iklim yang tentunya memberikan dampak teramat besar bagi perekonomian, stabilitas kawasan dan ketahanan pangan. Oleh karena itu, hampir seluruh dunia  memberikan perhatian khusus bagi kelestarian mangrove," ungkap Prof. Dr. Fredy Leiwakabessy.

Dia menandaskan, indikator perubahan iklim adalah peningkatan meliputi konsentrasi gas rumah kaca, kenaikan permukaan laut, panas laut dan pengasaman laut, yang juga berdampak pada meningkatnya karbon dioksida (CO2).

"Penting bagi kita untuk melakukan konservasi mangrove. Melalui digitalisasi dengan menggunakan teknologi sensor, maka Universitas Pattimura melalui Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan akan bersama melakukan kolaborasi dan riset terkait konservasi mangrove," tandasnya.

Ia membeberkan, program digitalisasi konservasi mangrove menjadi wujud tanggungjawab sosial Indosat di bawah pilar lingkungan melalui edukasi tentang pentingnya keberadaan mangrove dalam keberlanjutan ekosistem lingkungan dan menjadi pionir yang mengedukasi, melakukan sosialisasi yang terlibat dalam konservasi.

Tentunya dengan digitalisasi berbagai aspek, baik aspek biologi, ekologi, keanekarakagaman genetik dan  spesies serta keanakaragaman ekologi dapat dikaji dengan baik.

Fredy menambahkan, melalui visi menjadikan Unpatti sebagai Centre of Excellence diharapkan akan lahir riset kolaborasi yang akan menjadi solusi.

"Saya yakin Indosat dengan taglinnya, bisa meningkatkan pemberdayaan SDM dan mitigasi terhadap perubahan iklim dan siap menghadapi  perubahan iklim tersebut. Unpatti siap bekerjasama dengan berbagai pihak untuk kebaikan bersama bagi kemajuan bangsa," pungkasnya.

Sementara itu, Director & Chief Strategy & Execution Officer Indosat, Ahmad Zulfikar mangatakan, digitalisasi konservasi mangrove merupakan implementasi dari kerjasama yang dilakukan oleh indosat dengan salah satu asosiasi dunia yaitu Global System for Mobile Communication Association dalam bentuk ketahanan lingkungan berbasis seluler yang telah dilakukan dari tahun kemarin.

Zulfikar mengaku, pada tahun 2024 ini indosat terus melanjutkan program tersebut pada 4 daerah, yakni Aceh, Jawa Tengah, Sulawesi Tengah dan Maluku yang dipusatkan di Unpatti Ambon.

“Program ini berbasis riset, dalam mendukung konservasi mangrove dengan memanfaatkan teknologi IoT (Internet of Things) untuk memonitor kualitas air dan produktivitas tambak perikanan sekaligus ekosistem menagrove di dalamnya. Teknologi ini akan diperkenalkan kepada para peniliti Unpatti untuk digunakan dalam rangka memberikan sosialisasi kepada para penambang, sehingga mampu mengurangi dampak kerusakan pada lingkungan," akui Ahmad Zulfikar. (*)

Editor : Redaksi