BERITABETA.COM, Ambon – Gula merah Saparua, begitu warga Ambon atau Maluku menyebutnya. Gula yang dibuat dari hasil sadapan sari pohon mayang (aren) ini merupakan satu diantara mata pencaharian warisan leluhur warga di Pulau Saparua yang hingga kini masih terpelihara dengan baik.

Disebut gula merah Saparua, karena terdapat beberapa warga desa disana yang memiliki kebiasaan membuat gula merah yang sudah menjadi home industry. Salah satunya adalah warga di Negeri (Desa) Tuhaha, Kecamatan Saparua Timur.

Memiliki ragam keunggulan dari sisi rasa, bentuk dan manfaatnya, gula merah Saparua kini mulai naik kelas, dari yang sebelumnya hanya dijual di pasar lokal tradisional, kini sudah masuk pasar startup.

Harganya pun beragam. Berdasarkan up date harga terbaru bulan Maret 2021, di salah satu startup ternama, gula merah Saparua kini dibandrol dengan harga Rp.70 ribu per buah atau naik 3 kali lipat dari harga pasar lokal.

Dari informasi yang berhasil dihimpun beritabeta.com menyebutkan, Negeri Tuhaha merupakan salah satu sentral produksi gula merah di Saparua. Selain Tuhaha, gula merah Saparua juga diproduksi oleh beberapa petani di Negeri Ullath dan Siri Sori Islam.

“Jumlah unit usaha pengolahan gula merah yang bersifat industri rumah tangga terbanyak berada di negeri Tuhaha yaitu 40 unit usaha dari 95 unit yang tersebar di Pulau Saparua,” tulis Jurnal Penelitian Agrisamudra pada Juni 2021.

Dijual di pasar Startup

Tradisi pembuatan gula merah Saparua,  ini telah ada sejak puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu. Sumber-sumber sejarah tentang lahirnya gula Saparua tidak bisa ditemukan dalam bertuk tulisan atau arsip karena orang di Maluku lebih mengenal tradisi oral atau bertutur.

Namun menurut cerita dari masyarakat setempat pembuat gula Saparua, tradisi pembuatan gula merah telah ada dan diwariskan secara turun temurun dari sekitar tahun 1900an.

Cara Pembuatan Gula Merah Saparua

Nira adalah cairan yang disadap dari bunga jantan pohon aren. Cairan ini mengandung gula antara 10-15%. Nira dapat diolah menjadi minuman ringan, maupun beralkohol, sirup aren, gula aren.

Pagi dan sore adalah waktu yang tepat untuk menyadap air nira, karena jika terlambat menyadap air nira akan berubah mennjadi asam cuka dan tuak. Pada pagi hari biasa jauh sebelum matahari bersinar & sore hari sebelum matahari terbenam.

Pohon aren aren mulai bisa disadap pada usia 5 tahun dan puncak produksi antara 10-20 tahun dan subur, bisa menghasilkan 15-20 liter nira aren tiap hari. Bagian pohon aren yang disadap adalah tangkai bunga jantan.

Kucuran air nira ini ditampung dalam bambu atau ember yang sudah dimodifikasi untuk menampung air nira. Setelah proses pengembilan air nira dari beberapa pohon aren, dan dikumpulkan ke walang tempat memasak, maka proses pembuatan gula Saparua siap dibuat.

Sebelum memproduksi masuk tahap memasak dan mencetak, terlebih dahulu harus mempersiapkan peralatan-peralatan dan bahan-bahan yang nantinya akan dipakai untuk membuat gula aren.

Pertama yang harus dilakukan adalah menyiram air nira ke dalam wajan yang telah disediakan di atas tungku pembakaran. Biasanya air nira ini disaring agar kotoran yang ada tidak ikut masuk bersama air nira ke dalam wajan.

Hal ini dilakukan untuk mencegah gula aren tidak kotor. Setelah air nira dimasukan ke dalam wajan, kayu bakar yang telah disiapkan dimasukan ke dalam api untuk memperbesar nyala api.

Nyala api yang dihasilkan harus merata dan terus menerus sehingga memasaknya dapat cepat. proses pengadukan harus terus dilakukan agar pengentalan dapat merata.

Setelah semengka bahan gula merah itu dikasih santan kelapa agar cepat mengental. Sementara proses memasak, batok kelapa yang dipakai untuk menaruh gula aren disiapkan. Batok kelapa dicuci hingga bersih kemudian dikeringkan.

Pengrajin Gula Merah

Di bawahnya yang terdapat lubang, ditaruh daun singkon agar nantinya gula aren mudan untuk dilepas. Ketika gula aren sudah benar-benar masak, wajan yang berisi gula aren diangkat dari tungku pembakaran.

Gula aren yang sudah diangkat kemudian mulai diaduk kembali agar tidak mengeras. Setelah itu gula kemudian dimasukan ke dalam takarannya yaitu batok kelapa.

Biasanya proses pengisian gula aren ke dalam batok kelapa harus dilakukan dengan cepat karena jika terlambat akan mengeras. Untuk melakukan proses ini dibutuhkan orang yang sudah terampil karena jika tidak terampil maka gula aren akan mengeras di dalam wajan dan tidak dapat dijual.

Gula aren yang telah dicetak di dalam batok kelapa didiamkan beberapa menit, setelah gula aren mulai dingin maka gula aren akan dilepas dari cetakannya. Cara melepaskan gula aren dari batok kelapa yaitu dengan cara menekan lubang yang ada pada bagian bawah batok kelapa.

Cetakan gula aren yang telah terlepas dari batok kelapa akan ditaruh pada batok kelapa lainnya. Tujuannya agar setiap cetakan sudah dipasangkan sehingga dapat mengetahui berapa hasil yang didapat dalam sekali memproduksi gula aren.

Setelah semua gula aren sudah mengeras, gula aren dimasukan ke dalam plastik agar tidak terkena kotoran. Gula aren yang akan dijual biasanya akan dibungkus lagi dengan daun pisang kering.

Hasil produksi gula Saparua biasanya dijual di pasar Saparua maupun di pasar kota Ambon. biasanya juga dikirim ke kota/kabupaten yang ada di provinsi Maluku maupun di daerah Papua (*)

Pewarta : Edha sanaky