BERITABETA.COM, Ambon - Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) melanjutkan komitmen terhadap inovasi berkelanjutan dan konservasi lingkungan melalui program Employee Carbon Offset (ECO) 2024.

Mengusung tema “Langkah Kecil untuk Dampak yang Lebih Besar” program ini merupakan upaya seluruh karyawan Indosat untuk turut membantu menjaga kelestarian lingkungan. Program yang sudah memasuki tahun kedua ini juga merupakan bagian dari tujuan besar Indosat dalam memberdayakan Indonesia.

Kali ini, melalui program ECO, Indosat meresmikan Bangunan ECO, sebuah studio digital pertama di Indonesia yang dibuat dari bahan daur ulang.

Selain menggunakan material ramah lingkungan, bangunan yang terletak di SMA Negeri 6 Ambon ini turut berkontribusi bagi pemerataan digital di seluruh pelosok negeri, khususnya di wilayah timur Indonesia.

“Dengan semangat Gotong Royong, kami percaya keberlanjutan lingkungan akan dapat tercapai. Indosat bersama seluruh elemen di dalamnya berkomitmen untuk dapat terus menjadi promotor kelestarian lingkungan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Hal ini selaras dengan tujuan besar perusahaan dalam memberdayakan Indonesia,” ungkap Irsyad Sahroni selaku Direktur dan Chief Human Resource Officer Indosat Ooredoo Hutchison dalam sambutannya, Senin (04/11/2024).

Irsyad menjelaskan bahwa Era digital sekarang ini diperlukan untuk bisa menyinambungkan antara kesadaran masyarakat terlebih generasi muda terhadap pentingnya menjaga kelestarian lingkungan juga pentingnya untuk melek teknologi dan memanfaatkan ekonomi kreatif.

“Inisiatif ini bukan hanya sekedar tentang bangunan, melainkan tentang mencipatakan peluang bagi generasi muda untuk berkembang dalam lingkungan pembelajaran yang modern dan ramah lingkungan, karyawan juga berperan penting dalam mewujudkan inisiatif ini menjadi kenyataan,” jelasnya.

Dirinya juga mengatakan siswa kini memiliki fasilitas untuk menghasilkan konten kreatif untuk kompetisi nasional, yang membangkitkan aspirasi mereka menuju karier di bidang media digital dan pembuatan konten kreatif.

"Saya sangat mendukung inisiatif ini karena saya rasa Indonesia Timur kesempatannya justru lewat dunia ekonomi digital dan ekonomi kreatif, ini yang harus kita manfaatkan supaya bisa menggerakkan semua komponen masyarakat ke arah yang lebih baik," katanya.

Dalam sambutannya Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku yang dalam hal ini diwakili oleh Syane Lumoly menghimbau seluruh guru di SMA Negeri 6 Ambon untuk memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada dalam mendukung budaya literasi bagi siswa siswi, apalagi dengan hadirnya studio digital pada SMA Negeri 6 Ambon tentu harus didukung oleh SDM yang berkualitas.

"Manfaatkan kemajuan teknologi yang ada jangan sampai sudah punya sarana prasarana tapi tidak diimbangi dengan kualitas SDM, dan para siswa untuk memanfaatkan studio yang ada dengan baik untuk pengembangan kompetensi yang dimiliki semoga dapat bermanfaat dengan maksimal dalam menggali potensi diri untuk kemajuan sekolah," ungkap Syane.

Dirinya berharap dengan di launchingnya Studio Digital di SMA Negeri 6 Ambon ini dapat difungsikan dengan maksimal dalam mengembangkan bakat dan minat siswa.

"Semoga studio yang didirikan ini memberikan kesempatan pada seluruh siswa untuk menunjukkan bakat dan prestasinya secara maksimal untuk mengikuti berbagai macam kompetensi dan festival baik ditingkat lokal, nasional dan internasional," harapnya.

Sementara itu pada kesempatan yang sama, Kepala SMA Negeri 6 Ambon, Wempy Mapussa menyampaikan terima kasih kepada pihak Indosat telah memilih SMA Negeri 6 Ambon menjadi sekolah pertama di Indonesia yang memiliki Studio Digital yang dibuat dari bahan daur ulang.

“Kami merasa terhormat diberi kepercayaan untuk memiliki studio digital pertama di Ambon. Ini adalah kesempatan langka bagi siswa dan guru kami untuk mengembangkan keterampilan yang sesuai dengan tuntutan dunia digital saat ini,” ungkapnya

Dirinya juga mengatakan setelah terlaksananya program Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yakni pelatihan jurnalistik, hadirnya Studio Digital ini menjadi jawaban untuk keresahannya selama ini.

"Saya sempat resah terkait dengan perangkat lunak yang mana ini di jawab oleh Indosat, semoga hari ini kita dapat menjadi saksi terciptanya anak-anak Bangsa yang berkualitas di SMA Negeri 6 Ambon ini berangkat dari perangkat yang sudah disediakan. Juga saya sangat bersyukur sekali sekolah ini memiliki kekayaan sumber daya alam dan view yang luar biasa sekali membuat suasana belajar semakin menyenangkan," ungkapnya.

Bangunan ECO memfasilitasi penggunaan sumber daya dan teknologi mutakhir dalam pembuatan konten serta program peningkatan literasi digital bagi para siswa dan tenaga pengajar.

Pada peluncurannya, kreator konten nasional, termasuk pemenang dari inisiatif Save Our Socmed (S.O.S) 2023 Indosat, mengadakan lokakarya tentang filmografi, fotografi, dan pembuatan konten.

Pengalaman ini tidak hanya menghidupkan media digital bagi siswa, tetapi juga menanamkan pemahaman tentang dampak positif yang dapat dihasilkan oleh konten digital yang bertanggung jawab terhadap masyarakat.

Bangunan ECO Indosat terwujud berkat upaya karyawan dalam mengumpulkan limbah plastik menjadi bahan bangunan, menggabungkan keberlanjutan dengan tindakan yang bermakna.

Karyawan Indosat mengumpulkan 700 kg limbah plastik dari konsumsi harian dan rumah tangga selama 3 bulan yang dikonversi menjadi bahan untuk membangun beberapa bagian dari studio digital.

Pencapaian ini melanjutkan kesuksesan program yang sama tahun lalu, yaitu melakukan penanaman 7.400 mangrove melalui aplikasi digital di tiga lokasi baru. Inisiatif tersebut telah berhasil menangkap sekitar 1.000-ton karbon dioksida.

Pencapaian ini menegaskan tujuan program ECO untuk menggabungkan upaya kolektif karyawan dalam memanfaatkan teknologi untuk berbagai inisiatif keberlanjutan, mulai dari isu lingkungan hingga digitalisasi (*)

 

Pewarta: Febby Sahupala