Ini Fakta Terbaru, Ternyata Egianus Kogoya Takut Helikopter TNI

BERITABETA.COM, Ambon – Ternyata tantangan yang disampaikan Juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), Sebby Sambom bahwa sayap militer Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya yang siap meladeni pasukan TNI/Polri tidak semunya terbukti.
Egianus Kogoya malah menyampaikan ketakutannya jika berhadapan dengan TNI, bila pembela NKRI itu menggunakan peralatan tempur canggih berupa helicopter dan bom.
Pernyataan pimpinan KKB itu, menjadi viral baru-baru ini, lantaran menyebut tak mau melawan TNI jika tentara kebanggan Indonesia itu memakai helikopter dan bom. Ketakutan Egianus Kogoya ini diunggah di akun facebook Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) pada Jumat (7/12/2018).
Egianus Kogoya sesumbar siap perang namun di darat saja, jika TNI pakai senjata canggih semacam helikopter dan serangan bom udara ia tak mau meladeni. TPNPB juga menyatakan siap perang dengan militer Indonesia namun senjatanya harus sama dengan mereka, pakai senapan saja tanpa gunakan bom dan helikopter. “Berapa pun militer Indonesia kirim kesini, kami siap lawan hanya senjata lawan senjata, kami punya medan perang di sini,” ungkap Egianus Kogoya.
“OPM tak gentar dengan perintah itu, kami tidak takut,” kata Sebby melalui telepon kepada Tempo, Kamis (6/12/2018).
Sebby mengatakan TPNPB memang sengaja menyerang para pekerja yang ada dalam proyek pembangunan jembatan Trans Papua. Sebab, kata dia, TPNPB menolak pembangunan yang ada di Papua Barat. “Prinsipnya kami berjuang menolak semua program pembangunan di Papua Barat. Kami hanya menuntut kemerdekaan.”katanya.
Sebelumnya, 31 orang pekerja proyek jalan Trans Papua yang sedang bekerja membangun jembatan di Kali Yigi dan Kali Aurak, Distrik Yigi, Nduga, Papua, dibunuh kelompok bersenjata TPNPB pada Senin malam, 3 Desember 2018. Sebby mengatakan penyerangan itu dipimpin Egianus Kogoya sebagai Panglima Komando Daerah Operasi III TPNPB.
Menurut Sebby, TPNPB sebelumnya sudah pernah menyerang anggota TNI karena tak senang dengan pembangunan proyek itu. Namun, kata dia, pembangunan proyek itu masih saja tetap dilakukan. “Mereka tak mengindahkan, mereka kembali ke Yigi dan proyek itu masih tetap jalan. Jadi mereka harus diberi peringatan.”katanya. (BB-DIO)