BERITABETA.COM, Jayapura –  Pengejaran aparat TNI/Polri terhadap kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) pimpinan Egianus Kogoya mulai memasuki babak baru.

Pasca ditemukan tiga jasad anggota KKSB yang diduga menjadi korban dalam kontak senjata bersama anggota TNI,  17 Desember 2018 silam, KKSB pimpinan Egianus Kogoya menghilang di tengah rimba Papua. Aksi pengejaran pun terus berlanjut. Namun, kini kabarnya posisi KKBS sudah terpantau oleh pihak TNI.

Danrem 172/PWY Kolonel Inf J Binsar P Sianipar mengklaim sudah mengetahui posisi persembunyian KKSB pimpinan Egianus Kogoya. Namun, TNI tidak akan langsung melakukan penyergapan.

“Posisi Egianus, kita sudah dapat informasi di mana posisinya,” katanya usai memimpin sertijab Dandim 1712/Sarmi dan pejabat utama Korem 172/PWY di aula Makorem, Padang Bulan, Kota Jayapura, Papua, Jumat (4/1/2019).

Menurut mantan Asops Danjen Kopasus itu, pihaknya tidak akan melakukan tindakan yang tergesa-gesa atau gegabah sehingga bisa membuat warga menjadi gaduh. Tetapi, akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mengejar kelompok Egianus Kogoya dan kawan-kawan. “Tapi kita akan berkoordinasi dengan kepolisian bagaimana nanti proses pengejarannya,” kata Kolonel Sianipar.

Anggota KKSB pimpinan Egianus Kogoya

Pengamat Terorisme, Sidney Jones, menyebut kelompok Egianus Kogoya merupakan sempalan dari Kelly Kwalik, komandan dari sayap militer Organisasi Papua Merdeka (OPM). Kelly Kwalik tewas dalam penyergapan polisi pada 2009.

Tapi Egianus dan anak buahnya, dikenal lebih militan dan mayoritas berusia muda. Dari catatannya, Egianus pernah berbuat onar saat pilkada serentak Juli lalu. Di mana mereka berupa mencegah pelaksanaan pemilu.

“Biasanya OPM ini terdiri dari faksi-faksi. Di Nduga, satu faksi yang berkuasa dan sempalan dari Kelly Kwalik yang dulu bergerak di Timika. Tapi orang-orang ini muda dan lebih militan,” jelas Sidney Jones seperti dikutip BBC News Indonesia beberapa waktu lalu.

Sidney mengatakan ia berharap, Polri dan TNI menangkap Egianus Kogoya dan anak buahnya dalam keadaan hidup agar aparat bisa memperoleh informasi detail tentang jumlah anggota OPM yang tersisa, juga asal senjata yang didapat.

Ia juga berharap aparat tak serampangan dalam memburu kelompok tersebut apalagi sampai menyerang masyarakat sipil.

Jika hal itu sampai terjadi, kata Sidney, ia khawatir akan ada serangan balasan.

“Mudah-mudahan tidak ada penembakan terhadap orang sipil dan tidak ada penyiksaan terhadap orang setempat untuk mendapat informasi. Itu masalah yang terjadi di masa lalu,” jelasnya.

Mayat KKSB Dibakar

Tanggal 17 Desember 2018 silam, Tim gabungan TNI-Polri menemukan 3 jasad anggota KKB, sekitar pukul 21.30 WIT. Temuaan 3 jasad anggota KKSB ini, 1 jasad dibakar untuk menghilangkan jejak’.

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan 3 jasad anggota KKB ML, NI dan SW, berhasil diidentifikasi sebagai anggota KKB pimpinan Egianus Kogoya.

“Aparat gabungan TNI-Polri menemukan 3 jenazah yang telah dilakukan identifikasi dan evakuasi. Ketiganya adalah anggota KKB yang ikut melakukan penyerangan secara langsung terhadap aparat keamanan yang ada di sana,” ujar Dedi, di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Desember 2018 silam. “Ketiganya sudah diautopsi dan diidentifikasi dan mereka adalah anggota kelompok KKB dari EG (Egianus),” imbuhnya.

Ia menyebut 3 jasad itu tidak ditemukan di satu lokasi yang sama. Diketahui ML ditemukan 300 meter di atas TKP penyerangan. NI ditemukan pada 400 meter di atas TKP penyerangan. Sementara jasad NW ditemukan di atas gunung dalam kondisi tubuh sudah terbakar.

Jenderal bintang satu itu menjelaskan jasad NW sengaja dibakar oleh pihak KKB untuk menghilangkan jejak. “Apabila ada anggota mereka yang meninggal saat kontak tembak dengan aparat keamanan, itu harus dibakar jenazahnya, dalam rangka menghilangkan identitas,” jelasnya.

Lebih lanjut, mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu menyebut tim gabungan TNI-Polri terus memburu 25 anggota yang tersisa dari kelompok Egianus Kogoya (BB-ROL- DIO)