BERITABETA.COM, Masohi – Jajaran Kepolisian Resort  Malteng yang di pimpin AKBP. Raja Artur. L. Simamora, S.IK, Selasa, (19/3/2019) melaksanakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Tiga Pilar Pemerintahan Desa yang melibatkan 407 peserta.

FGD ini digelar jelang pelaksanaan Pemilu 2019  dan berlangsung di Gedung Olah Raga Mapolres Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), dengan mengikutkan peserta dari semua unsur, baik TNI-Polri, Kepala Pemerintah Negeri (Raja), pimpinan Partai Politik, tokoh agama, tokoh masyarakat maupun organisasi kemasyarakatan serta pimpinan OPD jajaran pemda malteng dan stakeholder.

Bupati Malteng Tuasikal Abua,SH saat membuka pelaksanaan FGD mengatakan, sebagai kepala pemerintahan di bumi Pamahanunusa, dirinya maupun seluruh elemen masyarakat sangat menyambut baik dan mengapresiasi kegiatan FGD karena sangat penting dan bermanfaat kepada masyarakat di daerah ini.

“Semakin dekatnya pelaksanaan pemilihan presiden dan pemilihan anggota legislatif pada tanggal 17 April 2019 maka kita semua harus serius, bekerja sama dan berkomitmen untuk memelihara kondisi daerah ini agar selalu aman dan damai,” kata Tuasikal.

Keberhasilan penyelenggaraan pemilu, baik buruknya kualitas politik dan demokrasi dengan kondisi daerah yang selalu kondusif menurut Tuasikal sesungguhnya menjadi tanggung jawab semua unsur baik selaku unsur penyelenggara pemilu, TNI, POLRI, Pemerintah, dan masyarakat.

Berkaitan dengan itu Tuasikal juga menambahkan,  pelaksanaan FGD diperlukam untuk memperoleh saran masukan dari para peserta diskusi dalam rangka menciptakan stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat sebagai prasyarat dalam mensukseskan pemilu 2019 di bumi pamahanunusa.

“Saya berharap FGD ini dijadikan sebagai momentum oleh kita semua untuk mendiskusikan, mendalami dan merumuskan dengan serius berbagai solusi dalam menyelesaikan permasalahan atau isu-isu yang dapat memperkeruh situasi dan kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat maupun pelaksanaan pemilu di daerah ini,”

Beberapa permasalahan yang perlu disikapi dan didiskusikan secara serius,  tegas Tuasikal diantaranya,  isu SARA, paham radikal, dan berita bohong  atau hoaks. Berbagai isu ini  banyak disebarkan melalui berbagai media maupun lewat pergaulan dan interaksi antar warga. Sehingga  bersifat menghasut, mengadu domba, mendeskreditkan para pihak yang bisa memicu konflik bahkan kekerasan dalam pemilu.

“Melalui diskusi  kiranya benar-benar dimanfaatkan sebagai sarana untuk mengoptimalkan sinergisitas tiga pilar yakni POLRI, TNI, dan pemerintah daerah serta pemerintah desa/negeri, KPU dan Bawaslu, sehingga kondisi masyarakat dan daerah ini selalu kondusif dan pelaksanaan Pemilu tanggal 17  April 2019 mendatang dapat berlangsung dengan tertib, lancar dan sukses,” pinta Tuasikal.

Tuasikal juga mengakan, sinergisitas tiga pilar bersama pemerintah desa dan seluruh stakeholder adalah kunci utama dalam mensukseskan pemilu 2019.

Tuasikal berharap kepada semua pihak, agar peduli dengan lingkungan sekitar kita. Apabila ada keluarga  atau tetangga yang menyebarkan informasi atau isu yang menyimpang dan patut dicurigai.

“Kita berkewajiban untuk segera berkoordinasi dengan tokoh agama atau aparat keamanan agar tidak berkembang sebagai suatu isu dan ancaman yang dapat mengganggu stabilitas di lingkungan kita,” harapnya. (BB-FA)