BERITABETA.COM, Ambon – Seorang dokter muda, Johanis Rahakbauw mengatakan, keikutsertaannya dalam kontestasi politik pada pemilu 2019 sebagai calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dari Partai Perindo didasari keterpanggilan untuk membangun Maluku.

“Ini soal keterpanggilan saja. Saya adalah dokter yang terbiasa melayani masyarakat di bidang kesehatan. Saya melihat keadaan Maluku yang bila dibandingkan dengan di Pulau Jawa, sangat jauh tertinggal,” kata Johanis Rahakbauw di Ambon, Rabu (20/03/19).

Dia mengatakan, keinginannya muncul untuk membangun Maluku yang merupakan provinsi dengan predikat termiskin keempat di Indonesia itu, lantaran melihat bidang pendidikan dan kesehatan di negeri seribu pulau itu perlu segera mendapat perhatian lebih serius.

Dia menjelaskan bahwa dirinya telah kelilingi daerah-daerah pelosok di 11 kabupaten/kota di Maluku. Dia mendapati sangat banyak sekolah yang kekurangan tenaga pengajar. Selain itu, infrastruktur pun terbatas, di mana ada desa yang tidak memiliki sekolah. “Ada sekolah di mana satu guru menjadi wali kelas untuk beberapa kelas,” katanya.

Menurut dia, output yang dihasilkan dari dunia pendidikan di Maluku belum cukup baik, jika dibandingkan dengan daerah-daerah di Pulau Jawa.

“Bila dibandiingkan, Sumber Daya Manusia (SDM) di Jawa sangat bagus, tenaga pengajar sangat kompeten. Sedangkan kita di Maluku masih kurang (tenaga yang berkompeten). Jadi kita harus perbanyak SDM yang baik dan berkompeten di Maluku,” ujarnya.

Sementara di bidang kesehatan, kata Rahakbau, baik sarana prasarana maupun tenaga medis sangat minim. “Ada rumah sakit di bagian tenggara Maluku yang tidak memiliki dokter spesialis, cuma dokter umum. Ketika saya mau memeriksakan telinga saya, diarahkan ke dokter umum,” kata Rahakbauw.

Dikatakannya, ada pula persoalan di beberapa daerah saat pasien yang harus segera ditangani tidak mendapat penanganan yang tepat, lantaran kekurangan tenaga ahli. Selain itu, sarana prasarana tidak tersedia.

“Kami mendapati, orang mau merujuk pasien sangat susah. Infrastruktur tidak tersedia, ditambah pelayanan kesehatan untuk bisa dilakukan penanganan awal sebelum dirujuk itu tidak ada,” ungkapnya.

Melihat kondisi itu, dia bertekad ingin memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan, pembangunan infrastruktur baik sarana maupun prasarana penunjang di wilayah Maluku yang kepulauan, serta penambahan SDM yang berkompeten di bidang itu.

Hal yang sama pula akan dia lakukan di bidang pendidikan, demi meningatkan kualitas dan kuantitas baik siswa maupun tenaga pengajar, agar bisa maju dan sejajar dengan provinsi lain. Dengan demikian, diharapakan tingkat kesejahteraan masyarakat Maluku bisa meningkat.

“Karena menurut saya, kesejahteraan seseorang dapat diukur dari dua bidang itu (pendidikan dan kesehatan, red). Kalau tingkat pendidikannya bagus, kesehatannya baik, sudah pasti orang itu akan produktif. Seseorang yang produktif pasti tingkat kesejahteraannya tinggi,” katanya.

Dia bertekad, bila dirinya terpilih dan duduk di parlemen sebagai anggota DPR RI periode 2019-2024, dirinya akan mengupayakan lahirnya regulasi yang dapat mengatur penyebaran tenaga guru dan dokter yang merata di seluruh wilayah Maluku.

“Kita akan merangsang guru dan dokter dengan “penghargaan” yang bisa mereka dapati bila bekerja lebih di wilayah-wilayah terpencil. Mereka akan mendapatkan hasil (upah, red) lebih,” ujarnya.

Dia menambahkan, para siswa dan siswi yang berprestasi juga akan diberi beasiswa untuk dapat menimbah ilmu sesuai bidang-bidang yang dibutuhkan, baik kesehatan, pendidikan dan lainnya. “Selesai sekolah, mereka harus kembali ke Maluku untuk membangun daerahnya,” kata Johanis Rahakbauw. (BB – ENY)