Hadits yang sudah banyak dibahas oleh peneliti ketika mengupas khasiat kedua bahan herbal ini, yaitu Qusthul Bahri dan Qusthul Hindi, adalah riwayat Imam Bukhari (Shahih Bukhari bi Hasyiyah As-Sindi, Beirut, Darul Ma’rifah, jilid keempat hal.10).

Ketika menjelaskan khasiat herbal tersebut, ada 7 penyakit yang dapat diobati. Dua penyakit disebutkan secara jelas di dalam hadits, yaitu ‘udzrah yang dapat diartikan tonsillitis/pembengkakan dan peradangan amandel, serta dzatul janbi atau radang selaput dada (paru-paru).

Keingintahuan peneliti tentang khasiat Qusthul Bahri dapat dilihat pada jurnal ilmiah yang dipublikasikan sejak 10 tahun yang lalu. Penelitian oleh Al-Kattan dari Saudi Arabia sejak tahun 2012- 2013 berhasil membuktikan bahwa Qusthul Bahri mampu menghambat bakteri penyebab penyakit pada saluran pernapasan manusia baik dalam bentuk ekstrak dalam air maupun dalam minyak (https://academicjournals.org/article/article1380725015_AL-Kattan.pdf).

Bahkan WHO juga memuat salah satu hasil penelitian Al-Kattan dkk (2011) yang membuktikan bahwa Qusthul Bahri bisa menghambat berbagai jamur penyebab penyakit pada saluran pernapasan manusia (https://vlibrary.emro.who.int/imemr/effect-of-water-extract-of-costus-indian-or-sea-qust-on- pathogenic-fungi-for-the-respiratory-system-in-human-to-exhibit-the-miracle-scientific-in-the- sunah-2/?skeyword).

Apakah ada penelitian pada hewan uji untuk membuktikan khasiat Qusthul Bahri sebagai obat radang selaput paru-paru/pleurisy? Ternyata pada tahun 2014, Butturini dkk dari Italia membuktikan bahwa senyawa Costunolide dari Qusthul Bahri mampu mengobati peradangan selaput paru pada mencit/hewan uji seperti tikus putih yang berukuran kecil (https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0014299914001691?via%3Dihub).

Hal ini dikutip kembali oleh Kim dan Choi dari Korea pada tahun 2019 yang mengakui dan menegaskan khasiat tersebut (https://www.mdpi.com/1422-0067/20/12/2926). COVID-19 sendiri merupakan wabah penyakit atau pandemi yang obatnya sedang diupayakan oleh banyak pihak.

Saat ini, pencegahan dapat dilakukan dengan meningkatkan daya tahan tubuh dan menerapkan protokol kesehatan serta vaksinasi. Berdasarkan uraian di atas, penggunaan Qusthul Bahri maupun Qusthul Hindi bukan untuk pencegahan COVID-19, melainkan mengobati gejala ikutan yang mengiringi setelah munculnya penyakit itu (*)