BERITABETA.COM, Ambon –  Dalam prinsip pembangunan berkelanjutan, jenis tanaman/pohon ini memenuhi kriteria 3P (profit, people, planet) karena memiliki sejumlah keunggulan.

Kabar baiknya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga telah menyiapkan jenis pohon ini sebagai solusi yang bisa digunakan sebagai penahan api, sehingga bisa mengatasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sejumlah daerah.  

Ketua BNPB, Letnan Jenderal TNI Doni Monardo Doni pun menyeruhkan kepada para gubernur, walikota dan bupati, jika bermint bisa mengambil bibitnya di BNPB, karena yang tersedia sebanyak 10.000 bibit.

“Kalau ada gubernur, bupati, dan wali kota yang berminat, maka silakan ambil bibit pohon laban tersebut,” kata Letnan Jenderal TNI Doni Monardo saat menghadiri puncak peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana di Pangkalpinang, Minggu (13/10/2019).

Apa jenis pohon dimaksud? Pohon dimaksud adalah pohon Laban (Vitex pinnata L.). Jenis pohon asli Indonesia ini diketahui memiliki daya tahan hidup meskipun hangus terbakar api. Pohon berkayu keras dan tahan air ini cocok menjadi tanaman sekat bakar untuk menghambat api meluas saat terjadi karhutla.

Selain memiliki keunggulan sebagai pohon yang tahan api, pohon Laban ternyata memiliki sejumlah khasiat bagi kesehatan manusia dan manfaat lainnya.

Kayu Laban yang digunakan untuk mebel

Penelitian etnobotani dari Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura, Pontinak, menyebutkan, orang tua dulu menggunakan kulit kayu laban sebagai minuman teh. Mereka mengambil langsung dari alam sekitar, terutama pada saat berladang.

Kulit kayu Laban selain bermanfaat sebagai minuman juga diyakini memiliki khasiat sebagai obat. Biasanya penggunanya adalah penduduk asli dari suku Dayak Pangkodan.

Pemanfaatan teh kulit kayu laban sebagai minuman teh sering dimanfaatkan pada saat kegiatan odi di ladang. Odi adalah istilah kegiatan gotong-royong suku Dayak Pangkodan yang dilaksanakan di ladang, sawah dan dilakukan secara bergantian pada masing-masing orang yang akan berladang atau bersawah.

Kulit kayu laban tidak hanya dimanfaatkan masyarakat sebagai minuman teh. Khasiat yang dimiliki kulit kayu laban yaitu sebagai obat sakit perut, selain itu membuat tubuh terasa segar.

Minuman dari teh kulit kayu laban dapat menjadi obat masuk angin, teh kulit kayu laban yang diminum sebelum makan tidak menyebabkan sakit “ulu hati” atau dikenal dengan penyakit maag, dan ada juga yang memasak kulit kayu laban untuk dijadikan minuman dikarenakan rasa dan baunya yang khas.

Pohon Laban juga diketahui merupakan salah satu jenis tumbuhan potensial untuk mereklamasi lahan bekas tambang batubara. Seperti dikutip dari situs resmi BKSD, peneliti Balitek KSDA, Burhanuddin Adman, S.Hut., M.Si, dalam sebuah Seminar Nasional Energi 2016 di Universitas Diponegoro, Semarang.

Dalam paparnya, Adman menyampaikan, lahan-lahanbekas kegiatan tambang batubara agak sulit untuk ditamani kembali karena tanah sudah tidak banyak mengandung unsur hara. Namun penelitiaannya menemukan beberapa jenis tanaman yang dapat tumbuh dengan baik di lahan bekas tambang batubara, salah satunya adalah Laban.

Dalam makalahnya berjudul “Pertumbuhan laban (Vitex pinnata L.) disebutan pada lahan pasca tambang batubara” yang ditulis bersama Dr. Ishak Yassir, Burhanuddin menjelaskan, hasil penelitian menunjukkan persen hidup tanaman sebesar 100% hingga umur tiga tahun.

“Rata-rata pertumbuhan tinggi sebesar 131,27 cm per tahun dan rata-rata pertumbuhan diameter batang 2,18 cm per tahun,” kata Burhanuddin.(BB-DIO)