Catatan : Mary Toekan (Pemerhati Sejarah Islam)

Warna autumn telah datang. Perdagangan global menggunakan kesempatan ini sebagai ajang menggelembungi kantong keuntungan. Toko - toko dibuat bernuansa orange.

Labu - labu  menyerupai kepala hantu,  menyesaki etalase - etalase toko. Tak ketinggalan boneka penyihir berdagu panjang lengkap dengan topi dan sapu terbangnya.

Suasana terlihat meriah, meskipun udara bergerak menukik turun ke titik minus derajat celcius. Pesta - pesta dengan kostum menyerupai hantu dan para penyihir, digelar. Semua orang gembira. Ya!...Halloween telah tiba.

Nama Halloween diambil dari All Hallows Eve yang artinya malam suci / keramat, kemudian dilafalkan menjadi Halloween.

Perayaan peribadatan ini mendunia. Tradisi mengukir labu menyerupai kepala hantu menjadi industri besar jelang Halloween. Labu hantu berjuluk Jack-o-Lantern, ludes di pasaran.

Halloween hanyalah pesta yang bersalin rupa dari sebuah peribadatan.

Saat daun musim gugur terakhir kali melayang jatuh ke permukaan tanah, pertanda musim gugur telah usai. Pepohonan seakan mati suri, telanjang dari dedaunan.

Malam - malam terasa mencekam. Gelap berselimut dingin menusuk ke dalam tulang. Komat - kamit mantra, perang jampi - jampi saling membantai di udara. Hantu - hantu dan penyihir - penyihir bergentayangan. Para peramal menggelar ramalan - ramalan untuk penduduk tentang masa depan.