Mereka melambangkan cahaya dengan api abadi. Pada awalnya api hanya sebatas perantara maupun kiblat peribadatan.

Ketika di tiup, asapnya diyakini melayang ke atas membawa doa - doa mereka menyentuh langit. Make a wish saat ulang tahun, terinspirasi dari ritual ini.

Menurut Ralph Woodrow dalam bukunya  "Babylon Mystery Religion ", api adalah simbol dari penyembah dewa Matahari.

Waktu bergulung, zamanpun berganti. Masyarakat mulai  mengagungkan api dan pada akhirnya mereka  menyembahnya sebagai simbol kesucian.

Iblis yang terbuat dari api seakan membuktikan janjinya di hadapan Allah SWT. " Demi kemuliaan-Mu, pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba - hamba-Mu yang terpilih di antara mereka."  (QS : Shad 38 : 82-83) 

Cerita pengagungan api tersimpan juga dalam  berkas peradaban Yunani Kuno.

Pada masa ritual perayaan olimpiade kuno, api suci abadi menjadi tradisi dan keharusan, sebagai bentuk persembahan dan pengagungan pemimpin para dewa, penguasa Olymphus, yaitu dewa Zeus.

Api ini harus dibiarkan terus menyala selama 5 hari, sepanjang olimpiade diselenggarakan di gunung Olymphus. Ritual ini bertahan hingga kini. Hampir di semua pesta olah raga, mengalir tradisi api suci abadi.

Sejarah juga mengabadikan perayaan paling populer di Yunani adalah perayaan dewi Artemis. Penduduk Yunani membuat kue - kue cantik yang dihiasi lilin - lilin menyala di atasnya. Upacara ini sebagai persembahan di hari ulang tahun dewi Artemis.

Dalam mitologi Yunani, Artemis adalah dewi pembawa dan penghalau penyakit pada perempuan sekaligus penolong saat proses kelahiran.

Pengaruh simbol Majusi ini terus bergulir seperti bola panas mempengaruhi agama dan budaya masyarakat. Perhelatan tingkat dunia hingga perorangan, didominasi warna Majusi.