Halloween Diantara Wasiat Cinta dari Langit
Dalam Islam diakui memang, sebelum diangkatnya Rasulullah Muhammad SAW sebagai duta terakhir negeri akhirat, jin - jin dan iblis, masih dapat mencuri berita - berita dari langit, lalu membisikkannya kepada para peramal yang bekerjasama, untuk memberi kabar kepada manusia tentang peristiwa yang akan terjadi.
Tak heran, waktu itu di semua zaman, peramal dan penyihir menjadi orang - orang kepercayaan penguasa negeri. Dari Namrudz, Fir'aun hingga Kisra memiliki peramal jitu.
Sejak Islam mencahayai bumi, pintu - pintu langit tertutup. Tak ada lagi bangsa jin dan sejenisnya dapat mendengar bisik - bisik tetangga di alam keabadian, sebabnya perbuatan meramal nasib, dalam Islam termasuk perbuatan syirik.
Day of the death, begitulah bangsa Celtic atau Kelt menamainya. Mereka adalah suku bangsa Eropa Tengah pada zaman kuno. Saat itu musim dingin ibarat momok bagi mereka.
Durasi malam, berganti lebih panjang dari siang selama musim dingin. Persediaan makanan berangsur menipis. Dalam mitologi Celtic, 31 Oktober malam adalah waktu dimana roh - roh manusia yang sudah mati maupun makhluk - makhluk gaib lainnya, berkeliaran di bumi.
Penulis Halloween bertajuk " From Pagan Ritual to Party Night " ( 2002 ), Nicholas Rogers seorang Profesor York University di Toronto menyebutkan bahwa malam itu adalah malam persembahan.
Mereka mengadakan upacara dengan api unggun besar lalu melemparkan tanaman dan hewan ke dalam api. Masyarakat percaya, api mampu melindungi penduduk beserta perbekalannya dari hantu - hantu gentayangan.