Halloween Diantara Wasiat Cinta dari Langit

Sebait kata yang menekankan betapa hari tersebut sangat teristimewa, sehingga beliau berpuasa pada hari itu. Bukankah doa orang berpuasa adalah sebaik - baik persembahan yang dibawa langsung para malaikat ke hadapan Allah SWT ? Mustajab !
Pada hakekatnya, ajal tak dapat lagi ditawar. Semakin bertambah usia, semakin detak jantung berpacu mendekati garis finish. Doakan saja agar argo kebaikan akan terus berputar hingga hari perhitungan meski nyawa tak lagi bersanding dengan raga.
Walaupun tak ada perintah langsung dari Rasulullah mengenai penghormatan tersebut, namun lisan beliau rasanya sudah cukup untuk aku yang mengaku mencintainya.
“ Sungguh, kalian benar-benar akan mengikuti kebiasaan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga sekiranya mereka masuk ke dalam lubang biawak sekalipun, kalian pasti akan mengikuti mereka.” (HR : Bukhari dan Muslim ).
Nasehat cinta ini seakan tertuju langsung menunjuk ke batang hidungku.
Perhelatan hantu - hantu dan para penyihir sedang digelar. Momen - momen ulang tahunpun akan silih berganti.
Ku azamkan doa - doa untuk melembutkan hati yang masih terkunci, supaya tahu cara bersyukur seperti yang dicontohkan Manusia Agung ini sambil menghitung - hitung nikmat Allah yang tak berbilang itu.
Resep rahasia telah diabadikan. Syair - syair-Nya ibarat wasiat cinta dari langit. Ku bolak - balik halaman demi halaman warisan 1400 tahun lalu.
Butuh berapa ribu lagi deretan kata - kata untuk melarutkan hatiku ?
Jadilah baik seperti yang Allah mau. Baik menurutku belum tentu baik menurut Allah. Kepada-Nya lah aku kembali. Kepada-Nya lah aku menitipkan segala harapan.
Percayalah, iblis tak akan menyerah ! Tatkala hati mulai bergejolak, disitulah saatnya iblis mengirimkan sinyal - sinyal seakan tak ada lagi cara lain momen bahagia di zaman modern ini.
Untukku yang sedang berjuang melepaskan diri dari lingkaran sia -sia.
Menghidupkan terus ritual peribadatan ini atau melabuhkan diri dalam wasiat cinta dari langit, adalah pilihan kemana hati akan berpihak. Wallahu a'lam bishowab.
Geldrop, 4 Rabi'ul Akhir 1444 H