BERITABETA.COM, Masohi – Istri Bupati Maluku Tengah (Malteng), Ruati Amien Tuasikal menulis postingan di dinding facebook-nya, penuh haru dengan pesan-pesan religi, setelah mengunjungi warga pengungsi di kawasan pengunungan kota Masohi.

Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Malteng ini, melakukan kunjungan ke bukit Karai, Kecamatan Amahai, Kota Masohi, Minggu (13/10/2019) untuk membagikan bantuan kepada warga pegungsi di daerah itu.

Dalam kunjungan itu, Ruati berkesempatan berbincang-bincang dengan warga pengungsi menayakan kondisi mereka.

“Kami datang mengunjungi para keluarga yang meninggalkan rumah karena trauma gempa yang membuat mereka semua kehilangan aktifitas,” tulis Ruati.

Para warga pengungsi itu berasal dari beberapa desa di pesisir Kecamatan Amahai dan kota Masohi. Mereka terdiri dari puluhan kepala keluarga (KK) yang memilih mengungsi akibat takut dilanda tsunami.

Menyembagi warga di lokasi itu, istri Bupati Malteng mengaku, biasanya  di setiap hari warga menjalankan atifitas berjualan mencari nafkah,  kini terpaksa harus menyelamatkan diri di lokasi itu dan  dua minggu, mereka berada disana.

“Senangkah tinggal di tempat ini oma?,” tanya Ruati ketika bertatap muka dengan seorang warga.

Ketua Penggerak PKK Kabupaten Malteng Ruati Amien Tuasikal membagikan paket bantuan sembako kepada warga pengungsi di bukit Karai, Minggu (13/10/2019)

Warga kemudian menjawab, “Lebih tenang Ibu,”. Ditanyai kapan oma mau pulang ke rumah?,” Oma menjawab “Belum tau,”.

Ruati mengungakpan, semua anak-anak yang mengenyam pendidikan tetap bersekolah. Saat waktunya ke sekolah semuanya turun, namun kembali lagi ke lokasi pengungsian.

Mendegar apa yang disampaikan warga, Ruati menyarankan, agar warga bisa kembali ke kampung. Meskipun tenang di lokasi pengungsian.

“Beta sarankan, ya tetap berdoa dan waspada semua serahkan kepada Tuhan, Allah SWT,   yang  menciptakan gempa, tsunami, apapun yang  ada di dunia ini hanya Tuhan yang tau,” ungkap Ruati dalam postingannya.

Istri Bupati Malteng ini juga meminta agar warga tidak mudah percaya berita-berita  hoaks yang  ada di sekitar. Sebagai umat yang bertakwa selalu mohon kepadaNya, agar  diberikan keselamatan dan perlindungan.

“Beta (saya) tanya Pak Raja bagaimana dengan aktifitas di kampung ? Antua jawab sekarang sunyi, tempat- tempat ibadah sepi tidak ada umat lagi. Beta pesan Pak Raja walaupun di tempat pengungsian tetap ibadah jangan tinggalkan,” ungkap Ruati.

Mendegar semua yang dituturkan warga, Ruati menuangkan perasaannya dalam postingan itu dengan menulis, semoga Tuhan,  Allah SWT  memberi belas kasih, sayang, memberikan perlindungan kepada umat yang  membutuhkan pertolongan. Dengan ilmu secanggih apapun, Tuhan yang  lebih hebat.

“Dekatkanlah diri kita kepada-Nya. Semakin kita dekat, maka Allah juga dekat. Semakin kita jauh, maka Allah akan lebih jauh dan memurkai. Mari kita harapkan segala ridhoNya dan mengambil hikmah,” pesan Ruati penuh emoji sedih.

Dari informasi yang dihimpun beritabeta.com menyebutkan, puluhan KK pengungsi di bukit Karai itu, meninggalkan kampung-kampung mereka, karena termakan informasi hoaks tentang ancaman tsunami.

“Ada yang takut, karena mendegar ada anak yang kemasukan dan berteriak akan ada gempa dan tsunami, sehingga mereka memilih meninggalkan rumah-rumah meraka dan menempati bukit Karai,” ungkap Ojan salah satu warga kota Masohi (BB-FA)