Selanjutnya, Imam Suyuthi dalam kitab tersebut menjelaskan secara khusus bahwa Al-Qusth terbagi menjadi 2. Salah satunya berwarna agak putih (Al-Abyadh)/terang yang disebut Al-Bahri, sedangkan yang lain disebut Al-Hindi.

Menurut terminologi herbal, Qusthul Hindi bersifat lebih ‘panas’ daripada Qusthul Bahri. Namun, keduanya bisa disebut bersifat ‘panas’ dan ‘kering’ pada level ketiga.

Imam Suyuthi menjelaskan manfaat dari Qusthul Bahri dan Qusthul Hindi sangatlah banyak. Keduanya bisa menghilangkan lendir yang berlebihan, meredakan gejala pilek/influenza, meredakan suatu jenis demam, sampai dengan mengobati sakit janbi (sebagaimana yang telah diuraikan di atas) dan bermanfaat untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh racun.

Imam Suyuthi juga mengutip tentang keutamaan tanaman ini untuk mengatasi pleurisy berdasarkan pendapat Galen (Jalinus/Galenos), seorang pakar farmasi.

Beliau juga mengutip pendapat guru Ibnu Sina, yaitu Abu Sahal Isa bin Yahya Al-Jurjani, pemilik kitab Al-Waba yang membahas tentang wabah/pandemi. Berbeda dengan Qusthul Hindi yang berwarna coklat gelap dan sekarang sedang viral, warna dari Qusthul Bahri lebih terang (Al-Abyadh).

Qusthul Hindi juga memiliki aroma dan rasa yang berbeda dengan Qusthul Bahri. Qusthul Bahri memiliki sensasi rasa maupun aroma yang lebih ‘manis’ daripada Qusthul Hindi.

Perbedaan kesan warna dan sensasi rasa kedua herbal ini juga disebutkan oleh Ibnul Qayyim Al-Jauziyah (Imam Suyuthi, kitab Al-Manhaj As-Sawi wa Al-Manhal Ar- Rawi fi Ath-Thibb An-Nabawi Muassasah Al-Kutub Al-Tsaqafiyah, Beirut, 2002: hal. 342).

Jadi kedua bahan ini berasal dari tanaman yang berbeda. Senada dengan Imam Suyuthi, penggunaan Qusthul Bahri untuk radang selaput paru dijelaskan secara rinci juga oleh Al-Hafidz Adz-Dzahabi. Beliau menuliskan dalam kitabnya:

“Apabila Qust (Al-Bahri) dihaluskan dan dicampur dengan minyak zaitun, lalu digosokkan ke bagian tubuh yang terasa sakit atau ditelan, maka akan sangat bermanfaat.” (Al-Hafidz Adz-Dzahabi,Thibb An-Nabawi, Beirut, Dar Ihyaul Ulum, 1990: hal.164)

Bahkan, Al-Hafidz Adz-Dzahabi dalam kitab tersebut juga mengutip pendapat Al-Masih, seorang tabib yang sangat terkenal, yang mengatakan bahwa Qusthul Bahri memperkuat organ-organ bagian dalam tubuh dan sangat bermanfaat untuk mengobati penyakit radang selaput dada.