Kisah dr. Corona Ristawan, Namanya Serupa Virus yang Ditangani
BERITABETA.COM – Namanya sempat menjadi bahan lelucon, lantaran serupa nama virus yang kini menghebohkan dunia. Bukan saja itu, sosok ini juga ditunjuk sebagai ketua tim yang bertugas membantu menangani penyebaran virus corona di Indonesia oleh Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah.
Ia adalah dr. Corona Rintawan. PP Muhammadiyah, Kamis 5 Maret 2020 menunjuknya menangani akselerasi program yang dilakukan Muhammadiyah dalam penanganan wabah corona. Program ini resmi dibentuk dengan nama “Muhammadiyah Covid-19 Command Center”.
Ketua PP Muhammadiyah Agus Taufiqurrohman menyatakan bahwa pemilihan dr. Corona Rintawan sebagai ketua tim bukan karena faktor kesamaan nama. Corona Rintawan merupakan spesialis kegawatdaruratan dari RS Muhammadiyah Lamongan. Ia juga menjadi Emergency Medical Team Muhammadiyah untuk misi Internasional.
Siapa Sebenarnya Sosok dr. Corona Ristawan?
Kiprahnya dimulai sejak 2004 kala ditugaskan sebagai dokter ke Aceh usai wilayah itu diterpa bencana tsunami. Tak berhenti sampai di situ, pada 2013 ia dipercaya untuk memimpin tim medis ke Filipina. Dua tahun setelahnya ia dipercaya untuk memimpin tim medis di Nepal. Lalu pada 2017 ia dipercaya mendapatkan amanah dari Aliansi Kemanusiaan Indonesia untuk memimpin tim medis ke Rohingya, Myanmar.
Lulusan Universitas Brawijaya itu lantas berkisah mengenai namanya yang unik karena serupa dengan nama virus corona. Nama dr. Corona itu pula yang membuatnya viral dan menjadi perbincangan di media sosial belakangan ini.
Di berbagai media sosial, nama dr. Corona ramai dibicarakan publik. Sementara itu, dalam dunia nyata, rekan-rekannya melemparkan candaan-candaan. Misalnya, ya ini virusnya, yang merujuk kepada sosok dr. Corona Rintawan.
Nama Corona ternyata terisnpirasi dari mobil yang terkenal di era 70-an. Awalnya, orang tua dr. Corona bingung saat akan memberi nama anak ketiganya itu. Pemberian nama dilakukan dengan urutan abjad. Nama anak pertama dan kedua secara berurutan dimulai dari huruf A dan B.
Setelah mencari berbagai referensi, akhirnya muncul nama sebuah mobil yang begitu tenar di tahun 70-an. Nama mobil tersebut membuat orangtua dokter spesialis emergency tersebut tertarik.
“Terus dicari artinya, oh ternyata artinya mahkota, karena artinya bagus jadi ya dijadikan nama saya,” ungkapnya.
Kini setelah namanya kebetulan sama dengan nama virus Corona, dr Corona mengakui bahwa namanya menjadi bahan bercandaan oleh teman-teman dekatnya.
“Paling dijadikan bercandaan aja, ya ini dia virusnya.”
“Kadang juga ada yang bercanda kalau Muhammadiyah aman.”
“Soalnya ada Corona juga di Muhammadiyah,” kata dr Corona.
Corona Rintawan menyampaikan berbagai program yang dilakukan dalam rangka penanganan virus corona akan melibatkan potensi dan jejaring Muhammadiyah. Program yang dilakukan mulai dari pencegahan, skrining, dan tata laksana awal.
Ia juga menjelaskan bahwasanya Muhammadiyah akan berusaha mengerahkan seluruh potensinya untuk membantu pemerintah mengatasi ancamana wabah corona.
Tindakan preventif yang akan dilakukan adalah sosialisasi dan pendampingan ke sekolah dan Perguruan Tinggi Muhammadiyah. Sosialisasi dan pendampingan di antaranya meliputi cara penggunaan masker yang benar, penggunaan hand sanitizer atau cairan pencuci tangan, etika batuk dan bersin, serta melakukan deteksi dini. Termasuk prosedur untuk dosen, guru, mahasiswa dan siswa yang rencananya pulang dari kegiatan di luar negeri.
Dua Program Andalan
Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) memiliki dua program, yakni Safari (Sadar Faktor Risiko) dan Gemes (Gerakan Memberi Masker). Safari (Sadar Faktor Risiko) Covid -19 menjadi program pemberdayaan masyarakat dengan cara meningkatkan pemahaman dan kesadaran apakah dirinya merupakann kelompok risiko atau tidak.
Menurut, dr. Corona Rintawan, seperti dikutip dari merdeka.com pemahaman dan kesadaran masyarakat mengenai keadaan dirinya akan mempermudah kerja pemerintah dalam melakukan tracking terhadap kelompok risiko.
Selain itu, masyarakat diharapkan juga proaktif melakukan karantina secara mandiri. Sementara Gemes (Gerakan Memberi Masker) Covid-19 adalah gerakan yang mendorong masyarakat memberikan masker kepada orang-orang yang mengidap flu.
Kegiatan ini diharapkan mengubah egoisme menjadi kesediaan untuk peduli dan berbagi. Gerakan ini juga akan menekankan pentingnya menggunakan masker bagi orang sakit. Sementara orang yang kondisinya sehat tidak diperlukan menggunakan masker.
Selain kedua program itu, Muhammadiyah akan mengoptimalkan peran takmir masjid/mushola. Jamaah diedukasi untuk membiasakan diri membawa sajadah secara mandiri, menyempurnakan cuci tangan sesuai prosedur, serta menyarankan jamaah yang sedang sakit untuk sementara waktu tidak berjamaah di masjid.
Ada 20 RS Muhammadiyah yang ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan pasien terduga corona. 20 Rumah Sakit itu tersebar di Pulau Jawa, Kalimantan, dan Sumatera.
Semua Rumah Sakit itu telah meraih akreditasi paripurna atau bintang lima. Secara prosedur, mulai dari penanganan, dekontaminasi, sampai skenario kontigensi semua rumah sakit yang ditunjuk itu dinyatakan siap. (BB-DIO-MR)