BERITABETA.COM, Ambon – Nasib malang menimpa Irsan Makatita, remaja berusia 25 tahun ini, terpaksa harus meninggalkan bangku kuliah di Fakutas Ekonomi,  Universitas Pattimura, Ambon, lantaran  kakinya yang mengecil disertai jari-jari kaki kanan yang membusuk akibat terserang penyakit ‘Buerger Disease’.

Remaja asal Negeri Wakal, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) ini, divonis terserang penyakit ‘Buerger Disease’ yang dalam dunia medis disebut ‘Tromboangiitis Obliterans’ atau penyakit pembuluh darah (arteri dan vena) yang bersifat khusus menyerang pada anggota gerak dan jarang pada alat-alat dalam.

Ironisnya, Irsan adalah anak yatim piatu yang ditinggal orang tuanya beberapa tahun silam. Dia hidup bersama neneknya di Negeri Wakal. Sayangnya, nenek Irsan tidak bisa mengurusnya lagi lantaran mengalami kebutaan.

Fadila Mewar salah satu sahabat Irsan Makatita yang dihubungi beritabeta.com, Rabu malam (3/7/2019) mengungkapkan, saat ini teman seangkatannya waktu sekolah itu dalam kondisi cukup memprihatinkan.

Aksi penggalangan dana sejumlah mahasiswa dan rekan Irsan untuk biaya pengobatan

“Dia tidak bisa banyak bergerak, kakinya mulai mengecil dan tidak bisa menopang lagi tubuhnya. Kondisi itu membuatnya sulit untuk bergerak, hanya bisa duduk,” kata Fadila.

Menurut Fadila,  sakit yang diderita Irsan sudah terjadi  5 tahun lalu. Kondisinya makin memburuk, akibat keterbatasan biaya, dan kebiasaan merokok yang membuat penyakit yang dideritanya pun tambah parah dengan kondisi jari-jari kaki yang membusuk. 

Melihat rekannya itu makin tak berdaya, Fadila mengaku bersama tiga rekannya yang juga merupakan teman sekolah Irsan,  kemudian bergegas  mengumpulkan uang dan membawanya ke dokter bedah.

“Jadi dari diagnose yang dilakukan dokter, teman kami itu mengidap penyakit  ‘Buerger Disease’ atau pembuluh darah. Saat ini Irsan harus menjalani operasi di luar Maluku, makanya kami langi menggalang dana,” tuturnya.

Irsan saat ini tinggal bersama bibinya, sambil menunggu pengumpulan dana untuk biaya berobat dan operasi. Sementara beberapa pihak antaranya organisasi paguyuban di Negeri Wakal dan Pencinta Alam tengah mencari bantuan dana untuk pengobatannya.

“Kami sudah menyebarkan informasi tentang kondisi teman kami itu ke media sosial dan juga melalui WhatsApp kepada sejumlah pihak, semoga saja ada yang tergerak hati untuk membantu kesembuhan Irsan,” ungkap Fadila.

Fadila menambahkan, Irsan adalah anak semata wayang yang tinggal bersama neneknya selama kedua orang tuanya meninggal dunia. Setahun lalu, Irsan tak lagi kuliah karena sakit yang diderita, padahal studynya di Fakultas Ekonimi, Unpatti sudah di tingkat akhir.

“Kami dari teman-temannya hanya bisa membantu seadanya dengan mencari dana dan menyebarkan informasi terkait kondisinya. Semoga pengobatannya bisa tertangani,” harap Fadila.

Seperti diketahui, kelainan akibat serangan ‘Buerger Disease’ ini menyebabkan peradangan dan penyumbatan oleh trombus pada daerah yang terkena, terutama pembuluh darah kecil dan sedang di kaki dan tangan.  Penyumbatan dan peradangan yang terjadi menyebabkan bagian ujung-ujung anggota gerak kekurangan oksigen, mati, kemudian membusuk.

Hampir 100 persen kasus Buerger Disease menyerang perokok pada usia dewasa muda. Penyakit ini banyak terdapat di Korea, Jepang, Indonesia, India, dan negara lain di Asia Selatan, Asia Tenggara dan Asia Timur. Kematian yang diakibatkan oleh penyakit Buerger masih jarang, tetapi pada pasien penyakit ini yang terus merokok, 43 persen dari penderitanya harus melakukan satu atau lebih amputasi  pada 6-7 tahun kemudian. (BB-DIO)