BERITABETA.COM, Ambon —Kapal Perintis Sabuk 106 tujuan Banda, Geser, Kesuy dan Teor, Kabupaten Seram Bagian Timur [SBT] dan rute lainnya masih tertahan di Pelabuhan Banda, Kabupaten Maluku Tengah sejak 21 Februari 2022 lalu. 

Kapal bantuan pemerintah itu, belum bisa berlayar akibat gelombang tinggi hingga enam meter masih berpotensi terjadi di perairan Maluku.

Informasi yang diperoleh beritabeta.com di Ambon, Rabu (23/02/2022), kapal perintis yang ditumpangi 182 warga SBT diperkirakan baru akan berangkat pada 28 Februari 2022 mendatang.

Salah satu penumpang tujuan Kesuy, Edy Irsan Elys mengaku, penumpang tujuan SBT mengeluh di atas kapal karena keterbatasan persiapan makanan dan uang, sehingga mereka harus pasrah pada kondisi.

"Kata mereka bahwa tidak ada sanak keluarga di Banda, terpaksa harus tidur di kapal dan makan minum seadanya, kalau tidak ada juga mereka harus diam," tulis Edy Irsan Elys di Grup Facebook New-Pilar SBT.

Edy mengaku, dia dan sejumlah rekannya sudah berkoordinasi dengan pihak kapal, Sabandar dan Pelni namun pihak-pihak tersebut tambah dia tidak bisa berbuat banyak.

"Pihak Pelni dan pihak kapal akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah sesuai dengan rute kapal berjalan untuk berkerja sama menanggulangi permasalahan penumpang di atas kapal," akuinya.

Menyikapi kondisi tersebut, Pelaksana Tugas [Plt] Ketua Baznas SBT Sidik Rumalowak langsung berkoordinasi dengan pihak kapal untuk menanggulangi makan dan minum semua penumpang tujuan SBT.

Sidik mengaku, setelah berkoordinasi dengan Bupati SBT Abdul Mukti Keliobas, Baznas SBT kata dia langgsung menangani makan minum para penumpang-penampung hingga sampai di tempat tujuan masing-masing.

"Hari ini juga kami tanggung mereka punya makan pagi dan makan siang. Insha Allah kalau malam pun kami tanggung untuk bisa atasi sampai di kampung halamannya," ujar Sidik Rumalowak (*)

Editor : Redaksi