BERITABETA.COM, Ambon – Tampak murung, Virdayanti Hatala duduk di sofa merah mini yang terletak di ruang tamu. Wajahnya pucat, badan tampak kurus, tapi sesekali ia melempar senyum kepada orang-orang yang berkunjung ke rumahnya, di Jalan Sultan Hasanudi Desa Batu Merah Kecamatan Sirimau Ambon.

Anak berusia 17 tahun yang lahir dari pasangan Usman Hatala dan Rahyiali Lisaholet itu memang sudah divonis dokter menderita penyakit jantung bocor, sejak ia dilahirkan.

Ketika dikunjungi beritabeta.com, Jumat (28/6/2019) Virdayanti hanya bisa terbaring di tempat tidur dan sofa sambil menitikan air mata. Meski begitu, ia tetap berjuang untuk melawan penyakit yang di deritanya.

Sejak ditinggal pergi kedua orang tua, Virdayanti bersama empat bersaudaranya hidup di sebuah rumah kecil berukuran 6×6 meter. Tata ruang rumah itu, hanya terdapat satu petak kamar kecil, dapur dan juga ruang tamu yang tampak sesak.

Echa Hatala, kakak Virdayanti adalah sosok yang kini berperan menggantikan kedua orang tua mereka. Ayah Virdayanti, meninggal pada November 2018 setelah menderita penyakit asam lambung, sementara ibunya meninggal pada Februari 2019 akibat penyakit gula darah. 

Echa menuturkan, waktu ayah dan ibu mereka masih hidup Virdayanti sering dibawa ke Jakarta untuk melakukan pemeriksaan. Sejak jatuh sakit hingga kini, sudah tiga kali mereka memeriksa ke dokter.

“Dulu memang bapak adalah ASN di Universitas Terbuka, sehingga bisa kredit untuk kesembuhan Virda. Namun sejak bapak meninggal, kesehatan Virdayanti beransur memburuk,” tutur Echa kepada beritabeta.com

Dia mengatakan, Virda sapaan akrab Virdayanti memang sudah divonis sejak lahir, namun dianggap tidak terlalu fatal. Kondisi berbahaya baru dirasakan saat Virda duduk di bangku kelas 2 SLPT, 2015 silam.

“Saat praktek olahraga di sekolah, tiba-tiba Virda sakit dan kakinya mulai membengkak. Bapak mengira ada masalah pada tulang kakinya, sehingga membawanya ke dokter tulang. Saat periksa, dokter bilang tidak ada masalah pada tulang kakinya,” kata Echa.

Virda lalu dirujuk kembali ke dokter ahli paru-paru. Tetapi di sana juga, menurut Echa, diagnose paru-parunya tidak bermasaalah. Mereka kemudian membawanya ke dokter jantung, dan hasilnya Virda menderita penyakit jantung bocor.

“Oleh dokter ahli, Virda menderita jantung bocor, tapi masih 0,01 persen. Bapak lalu berjuang keras untuk kesembuhan Virda. Sejak 2015 hingga 2017, sudah tiga kali Virda di bawa ke dokter ahli di Jakarta,” tuturnya.

Dia mengatakan, orang tua mereka ingin kembali ke Jakarta di akhir tahun 2018, namun nasib berkata lain karena pada November, ayah Virda lebih awal di panggil Sang Ilahi lantaran menderita penyakit asam lambung.  

“Sejak bapak dan ibu pergi dari kehidupan kami, kesehatan Virda beransur buruk. Untuk memenuhi janji bapak, saya rela pinjam uang ke kantor tempat bapak bekerja dulu,” katanya.

Biaya

Echa mengaku memang ada kendala untuk biaya kesehatan, hanya saja Virda menggunakan BPJS sehingga biaya masih bisa teratasi dan membantu mengurangi beban ekonomi.

“Beruntung Virda menggunakan BPJS, sehingga bisa membantu biaya pemeriksaan. Sehari-hari, saya hanya jual es buah dan makanan ringan. Sementara untuk biaya berobat, saya pinjam dan kadang keluarga juga ikut bantu,”

Dia ungkap, saat ini banyak pihak yang ikut membantu Virda untuk sembuh dari penyakit yang dideritanya. Orang-orang yang datang dan memberi bantuan berupa sumbangan uang, setelah melihat foto-foto Virda viral diberbagai sosial media.

“Alhamdulillah, sudah banyak orang yang datang memberi sumbangan. Saya berharap dengan bantuan dari berbagai pihak ini, bisa mempermuda biaya dan membantu kesehatan Virda,” haranya.

Menyoal sekolah Virda, Echa mengaku, saat ini adiknya itu duduk di kelas 3 SMA Negeri 11 Ambon, namun sejak awal Ramadhan lalu Virda sudah jarang ke sekolah karena penyakit yang dideritanya semakin para.

Namun ia berharap, ada kemudahan yang diberikan pihak sekolah kepada Virda, agar dia bisa kembali berobat ke Jakarta. Karena di Ambon, ia hanya memeriksa ke dokter praktek dan itu hanya dilakukan satu kali dalam sepekan.

“Kami juga akan meminta keringanan dari pihak sekolah agar Virda di bawa ke Jakarta untuk memeriksa kesehatan. Rencananya Minggu (30/6) ini, kami akan bawa Virda untuk berobat ke dokter ahli,” pungkasnya.

Kini pengobatan Virda menjadi perhatian sejumlah pihak. Komonitas Sister Fillah adalah salah satu pihak yang ikut membagikan informasi terkait sakitnya Virda. Berkat informasi yang diperoleh dari kakaknya Echa, kini komonitas itu bergerak membantu penggalangan dana dengan harapan banyak yang bisa membantu.

“Alhamdulillah kami baru mendengar informasi Pak Gubernur Maluku Murad Ismail akan membantu Virda dengan memfasilitasi tiket peswat untuk keberangkatan Virda dan keuarga ke Jakarta, semoga besok sudah ada kepastian,” kata Feby Toisuta Ketua Komonitas Sister Fillah kepada beritabeta.com, Jumat malam (28/6/2019). (BB-NA-DIO)