Idul Fitri Bukan Sekedar Kemenangan
Oleh: Dhino Pattisahusiwa (Pemred beritabeta.com)
KAUM Yasrik di Kota Madinah pada masa Rasulullah pernah ditegur. Mereka merayakan dua hari khusus yang dinamai Nairuz dan hari Al-Mahrajan dengan berpesata pora dan senang-senang.
Saat Rasulullah SAW berada di Madinah, beliau mendengar aktifitas Kaum Yasrik itu. Menurut mereka, kedua hari itu telah ada sejak zaman Jahiliyah dulu sehingga menjadi sebuah tradisi yang melekat pada orang Madinah kaum Yasyrik.
Mendengar semua itu, Rasulullah akhirnya tertuntut untuk mencari tahu ihwal dua hari tersebut kepada orang-orang Madinah.
“Wahai Rasul pada hari ini kami sedang merayakan pesta untuk kesenangan dan kepuasan kita, dan kita akan menjadikan hari ini menjadi sebuah tradisi kita karena hari ini suda ada sejak zaman kaum Jahiliyah”.
Baginda Rasulullah kaget dan seketika menyuruh mereka berhenti melakukan hal yang tidak bermanfaat. Rasulullah berkata kepada kaum Yasyrik dan terekam dalam sebuah hadis yang dikutip dalam kitab Fiqh Madzahib Al-Arbaah:
“Apakah dua hari itu? Mereka berkata: pada hari itu kami berpesta-pesta dan bermain-main dan ini sudah ada sejak zaman jahiliyah dulu. Maka Rasulullah SAW bersabda: sesungguhnya Allah telah menggantikannya untuk kalian dengan dua hari yang lebih baik yaitu Hari Raya Idul Adha dan Hari Raya Idul Fitri.” (HR. Abu Daud).
Dalam kitab Bulugh Al-Maram, ada sebuah hadist pula yang hampir sama dengan hadis di atas tentang sejarah terjadinya Hari Raya Idul Fitri, sebagai penguat sumber-sumber tentang sejarah asal mula terjadinya Hari Raya Idul Fitri.
Sejarah asal mula terjadinya Hari Raya Idul Fitri tersebut, dijadikan sebagai landasan dasar teologi untuk mengubah hari yang tidak baik menjadi hari yang sangat baik yang di dalamnya penuh dengan keberkahan. Wallahu A’lam. (islami.co/sejarah-hari-raya-idul-fitri-pada-masa-rasulullah).
Berabad jarak dengan zaman Rasulullah, Idul Fitri menjadi ajang dan momentum silaturahim yang penting. Bahkan hingar bingarnya cukup terasa dekat tanpa ruang dan waktu. Semua merayakannya penuh kegembiraan dan suka cita. Dalam sepekan ini misalnya, atmosfir Idul Fitri sangat terasa.
Dari tahun ke tahun suasananya terasa terus berubah. Tak lain karena manusia kekinian tengah berada dalam gamangnya industri 4.0 yang menghasilkan “pabrik cerdas”. Disebut “pabrik cerdas” lantaran berstruktur moduler, sistem siber-fisik mengawasi proses fisik, menciptakan salinan dunia fisik secara virtual, dan membuat keputusan yang tidak terpusat.
Lewat Internet untuk segala Internet of Things (IoT), sistem siber-fisik berkomunikasi dan bekerja sama dengan satu sama lain dan manusia secara bersamaan mengakibatkan komunikasi antarumat manusia berjalan cukup pesat.