BERITABETA.COM Ambon – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI),  Provinsi Maluku mencatat siklus tahunan selama bulan Ramadhan hingga menjelang Hari Raya Idul Fitri  1440 H di Maluku, telah terjadi peningkatan kebutuhan uang tunai dan sistem pembayaran non tunai untuk kebutuhan masyarakat.

Kepala Tim Kantor Perwakilan BI Provinsi Maluku, Teguh Triyono di Ambon, Jumat (31/5/2019) mengatakan, penarikan (outflow) dari perbankan mencapai Rp739,1 miliar atau meningkat sebesar 97,94% dari tahun 2018. Sedangkan,  selama persiapan menghadapi Ramadhan dan Idul Fitri 1440H, total penukaran uang mencapai Rp5,17 miliar dengan jumlah penukar tercatat sebanyak 1.691 orang.

Semnatara, untuk setoran perbankan (inflow) sampai dengan tanggal 31 Mei 2019 tercatat sebesar Rp226,6 miliar atau mengalami penurunan 24,59 persen jika dibandingkan tahun 2018.

Menurut Teguh Triyono, dalam rangka mengantisipasi kebutuhan masyarakat menjelang Idul Fitri Tahun 1440 H, pihaknya  telah mempersiapkan sistem pembayaran tunai dan non tunai agar dapat melayani semua kebutuhan masyarakat.

“Berbagai langkah telah dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan uang tunai, dengan cara mengoptimalkan distribusi dan persediaan uang tunai di wilayah Provinsi Maluku,” katanya.

Dijelaskan, beberapa kebijakan yang telah ditempuh Kantor Perwakilan BI Provinsi Maluku dalam upaya peningkatan pelayanan kebutuhan (uang) stakeholders menjelang Idul Fitri 2019, antara lain: Pertama, melanjutkan kerja sama dengan sebanyak  23 bank di kota Ambon dalam melayani penukaran baik kepada nasabah maupun non nasabah bank. Kedua, melakukan pelayanan langsung kepada masyarakat baik secara mandiri maupun bekerjasama dengan perbankan yang meliputi:

1. Kas Keliling dalam kota dan luar kota Ambon dengan total 10 titik pelayanan (9 dalam kota dan 1 luar kota) yang dilakukan secara mandiri.

2. Bekerja sama dengan 7 (tujuh) perbankan dalam pelaksanaan kas keliling di 3 titik dalam kota, dan,

3. Pengiriman uang ke Kas Titipan BI: Namlea dan Fakfak.

“Kami juga menyampaikan himbauan kepada perbankan agar meningkatkan kualitas pengelolaan uang dan memastikan uang layak edar cukup untuk memenuhi kebutuhan nasabah, termasuk saat libur panjang Idul Fitri 1440H,” ujarnya.

Ditambahkan, sejalan dengan peningkatan jumlah uang yang beredar maka potensi peredaran uang palsu juga meningkat. Untuk meningkatkan pemahaman dan kewaspadaan masyarakat, kegiatan edukasi/sosialisasi ciri-ciri keaslian uang rupiah dengan slogan 3D (Dilihat, Diraba, Diterawang) senantiasa disampaikan kepada masyarakat.

“Masyarakat juga dihimbau untuk senantiasa memperlakukan uang dengan baik, minimal dengan menerapkan 5J (Jangan dilipat, Jangan dicoret, Jangan distapler, Jangan diremas, dan Jangan dibasahi),” ujarnya.

BI  bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), tambahnya, juga  menghinbau kepada masyarakat untuk berbelanja dengan bijak dalam memenuhi kebutuhan hari raya Idul Fitri, sehingga  pengendalikan inflasi yang disebabkan oleh lonjakan permintaan masyarakat dapat terwujud. (BB-DIO)