Catatan : Mary Toekan Vermeer (Pengagum Sejarah Islam, Menetap di Belanda)

Ia seorang ulama ahli hadits yang terkenal kejujurannya. Masyarakat di Baghdad menjulukinya Qadhi Al - Marastan. Namanya  Al-Qadhi Abu Bakar Muhammad bin Abdul Baqi bin Muhammad Al-Bazzaz Al-Anshari. 

Sepenggal kisahnya diceritakan oleh Al - Imam Adz Dzahabi rahimahullah dalam kitabnya.

" Mir'aatuz Zamaan Fi Tarikhul A'yan " .

Dikisahkan Qadhi Al - Marastan sedang di Mekkah sewaktu musim haji. Suatu saat sang Qadhi kehabisan bekalnya. Untuk mengganjal perutnya yang lapar, ia keluar mencari sepotong roti.

Seakan menghitung setiap langkah kakinya, matanya tertangkap sebuah bungkusan dari bahan sutera berwarna merah. Ia lalu  memungutnya dan melihat isi kantong itu.

Sebuah kalung permata indah bernilai 50 ribu dinar (kurang lebih 185 M rupiah) berada di situ. Beberapa saat ia mengagumi kilau  keindahannya lalu membungkusnya kembali.

Matanya mencari cari di sekelilingnya kalau -  kalau ada orang yang merasa kehilangan namun tak ditemuinya. Ketika mau meninggalkan tempat itu, didengarnya suara teriakan dari kejauhan.

Nampak seorang lelaki setengah baya sedang berteriak memberi pengumuman bagi siapa saja yang telah menemukan kantongnya yang terjatuh di sekitar situ akan diberi hadiah 50 dinar setara dengan 185 juta jika dirupiahkan. Qadi Al - Marastan perlahan mendekatinya lalu menanyakan ciri-ciri bungkusan yang dimaksud.

Jawaban lelaki itu persis seperti kantong sutera merah beserta isi yang ditemukannya bahkan lengkap dengan sepasang kaus kaki sutera pengikat kantong itu. Tanpa ragu iapun segera  mengembalikannya.

Lelaki ini menyodorkan 50 dinar kepadanya sebagai tanda terima kasih namun ditolaknya.

"Tidak sepantasnya bagiku mengambil upah dari barang temuan yang aku temukan dan aku kembalikan kepada pemiliknya. Sesungguhnya bukan karena aku berkeinginan besar untuk mendapatkan hadiah, tetapi aku berkeinginan besar untuk mendapatkan keridhoan Rabb-ku," ungkapnya menolak.